Asisten Rumah Tangga Mudik? Jangan Cari Pengganti
SELEPAS sebulan berpuasa, tiba saatnya merayakan Lebaran. Tidak sedikit Asisten Rumah Tangga (ART) yang pamit untuk mudik. Imbasnya, keluarga yang terbiasa memanfaatkan jasa mereka mencari ART sementara. Padahal, tarif yang dipatok lebih tinggi. Bisa mencapai Rp 250 ribu–Rp 300 ribu per hari. Menurut konsultan parenting Edy Wiyono, Lebaran justru saatnya ’’puasa’’ menggunakan bantuan ART. ’’Itulah jeda sekaligus menunjukkan kepada anak bahwa suatu saat mereka akan merasakan hidup tanpa bantuan ’mbak’,’’ tuturnya. Pria yang karib disapa Ayah Edy tersebut menegaskan, Lebaran merupakan simulasi hidup mandiri. Dia menambahkan, selama ART mudik, tidak perlu ada tenaga pengganti. Sebab, secara teori, mereka adalah tenaga sifbuat para orang tua. Selama Lebaran, orang tua pasti tidak disibukkan dengan pekerjaan. Waktu mereka hampir 100 persen dihabiskan bersama sanak saudara dan keluarga. ’’Momen ART mudik bisa dimanfaatkan untuk melatih emergency. Seperti apa sih, ayah, ibu, dan anak menyikapi pekerjaan domestik yang ditinggalkan mbak,’’ kata Edy. Suami Yuliani tersebut menuturkan, jika terlalu bergantung pada jasa ART, anak dan orang tua akan sulit mandiri. Sebab, muncul pikiran ’’nanti ada mbakatau mbok’’ yang melakukan tugas tersebut. Menjalankan tugas domestik pada era sekarang dirasa pria kelahiran Jakarta, 12 Juni 1969, itu tidak seberat dulu. Banyak peranti rumah tangga yang bisa membantu keluarga. Karena itu, mandiri bukan hal yang sulit. Laki-laki maupun perempuan dapat meng-handle cucian, memasak, hingga membersihkan rumah. Bergantung pada niat orang tua. Edy menyatakan, memulai mandiri bisa kapan saja. ’’Makin cepat makin baik,’’ tegasnya. Anak-anak yang terlatih mengerjakan tugas sehari-hari biasanya memiliki respect terhadap ART. Mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi. Tidak menjadi raja atau ratu kecil yang serba dimanja di rumah. (fam/c14/dos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: