Petani Gantungkan Harapan pada Sultan

Petani Gantungkan  Harapan pada Sultan

\"sultan\"BENGKULU, BE – Respon terhadap pencalonan Sultan B Najamuddin juga muncul dari kalangan petani di Bengkulu. Para petani berharap besar pada Sultan dalam pencalonannya sebagai gubernur Bengkulu karena Sultan telah terbukti mengayomi petani dan dekat dengan petani. Program pembagian handtraktor beberapa tahun yang lalu tidak luput dari andil Sultan mendorong agar program tersebut terealisasi oleh pemerintah daerah.

“Kami berharap besar Pak Sultan karena dulu ada pembagian handtraktor gratis yang sekarang sudah tidak ada lagi, ada bibit gratis dan banyak lagi program bantuan untuk petani, keliatan beliau memikirkan nasib kami,” ungkan Samijan, petani sawah daerah Teras Terunjam sambil menunjukkan handtraktor pembagian Gubernur Agusrin M. Najamudin di tengah sawahnya di daerah Kemumu Bengkulu Utara.

Hal senada juga diungkapkan Junadi, petani sawah di Kepahiang yang mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pemberian handtraktor pada kelompok taninya beberapa tahu yang lalu. \"Kalau Pak Sultan dukung nian kami pak, moga-moga dio jadi Gubernur kelak, karena dio dekat dengan petani, beliau juga anak petani jadi paham dengan kehidupan petani,” terangnya. Sebagai anak petani, Sultan paham betul kesulitan di lapangan yang dihadapi para petani. Salah satunya adalah jaminan pasokan air petani yang lancar agar tanaman padi tumbuh subur dan tidak mati sebelum berbuah.

Untuk itu, dalam beberapa kesempatan di wilayah Rejang Lebong, Seluma dan Bengkulu Selatan ia selalu menyempatkan diri mengecek kondisi irigasi di persawahan. Tanpa segan-segan dia turun ke sawah mengecek kualitas dan jaminan pasokan air petani.

Saluran irigasi, kata Sultan, merupakan infrastruktur yang mendistribusikan air yang berasal dari bendungan kepada lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi ini, kebutuhan air untuk sawah dan ladang para petani akan terjamin.

“Mengapa penting, karena kita masih makan nasi. Jadi harus dipastikan bahwa ketersedian beras kita stabil. Bagaimana agar stabil dan meningkat, irigasinya harus betul,” ujarnya saat meninjau lokasi proyek PNPM di dua kabupaten tersebut.

Menurut data Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, luas lahan sawah yang mempunyai saluran irigasi teknis seluas 22.598 Ha, sawah non irigasi teknis seluas 68.232 ha dan luas lahan palawija, hortikultura dan sayur-sayuran seluas 386.881 Ha se Provinsi Bengkulu.

Sedangkan, panjang saluran irigasi primer, sekunder dan tersier secara keseluruhan sepanjang 583,89 Km dengan spesifikasi tersebut, Provinsi Bengkulu berhasil memproduksi padi sebanyak 3,755 ton/ha.

Daerah Irigasi Mukomuko merupakan daerah irigasi terbesar di Provinsi Bengkulu. Daerah irigasi ini terbagi menjadi daerah irigasi Mukomuko kiri seluas 7.060 ha yang telah di resmikan pada tahun 1989 dan daerah irigasi Mukomuko kanan seluas 4.419 ha yang mulai dibangun pada tahun 1997.

Irigasi ini melayani areal protensial seluas 11.979 ha yang meliputi areal persawahan padi. Dengan adanya daerah irigasi ini mampu meningkatkan produksi pangan di Provinsi Bengkulu. Sultan mengakui, salah satu yang menjadi motor penggerak perekonomian di luar migas adalah pertanian. Sektor ini tidak saja mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian tetapi juga mampu menyerap tenaga kerja yang lebih besar pula.

Untuk itu, lanjutnya, keberpihakan terhadap sektor pertanian harus jelas. Jangan sampai kita terlena dengan pembangunan infrastruktur lain, tapi melupakan pembangunan infrastruktur di sektor pertanian, seperti pembangunan irigasi primer, sekunder maupun tersier.

Apalagi, kata dia, produksi gabah kita di tahun 2014 terjadi penurunan.

Seperti diketahui, berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gabah kering Provinsi Bengkulu untuk tahun ini dipastikan menurun jika dibanding dengan tahun lalu. Jumlah produksi gabah kering giling di Bengkulu terhitung hingga bulan Oktober 2014 terjadi penurunan angka produksi hingga 21.539 ton jika dibandingkan dengan jumlah produksi tahun 2013.

Pada 2013, produksi padi gabah kering giling (GKG) di Bengkulu mencapai angka 622.831 ton, sedangkan pada 2014 jumlah yang diproduksi hanya 601.239 ton saja. Penurunan jumlah produksi terjadi pada tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Penurunan produksi padi tertinggi terjadi di Kabupaten Mukomuko, yang turun hingga 28,10 persen. Sementara itu, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada satu kabupaten saja, yakni Kabupaten Bengkulu Selatan yang mencapai angka 21,03 persen. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: