Investor Jepang Mau Gelontorkan Rp 500 M

Investor Jepang Mau Gelontorkan Rp 500 M

\"RIO-WAGUBBENGKULU, BE - Investor Jepang benar-benar serius ingin berinvestasi di Provinsi Bengkulu dengan membangun pabrik pengolah sampah kayu menjadi energi baru dan terbarukan berupa listrik. Setelah sebelumnya beberapa kali ke Bengkulu, pagi kemarin (12/6), investor Jepang kembali tiba ke Bengkulu. Kali yang datang bukan hanya perwakilan investor seperti Mr Sato, tapi juga ikut perwakilan dari Kementerian Energi dan Industri Jepang, perwakilan dari perusahaan Mitsubshi dan beberapa investor lainnya.

Kedatanganya pun langsung disambut Wakil Gubernur Bengkulu Sultan B Najamuddin di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu. Tiba di Bengkulu, rombongan ini langsung menuju ke Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu untuk melihat langsung kondisi pelabuhan untuk memastikan barang-barang yang dihasilkan di Bengkulu bisa dibawa ke Jepang atau ke negara lainnya.

Rombongan investor Jepang ini pun mendapatkan penjelasan mengenai pelabuhan yang dipaparkan General Manager (GM) PT Pelindo II Cabang Bengkulu, Ari Santoso, yang dilanjutkan dengan melihat langsung alur dan kolam pelabuhan.

\"Jepang sangat serius ingin berinvestasi di Bengkulu dengan mendirikan perusahaan pengolah sampah kayu seperti tunggul kayu, pelepah sawit dan sisa pemotongan kayu lainnya untuk dijadikan bahan energi listrik. Bahkan untuk tahap awal ini, mereka siap berinvestasi mencapai Rp 500 miliar lebih di Bengkulu,\" kata Sultan.

Karena melihat keseriusan Jepang itulah membuat Pemerintah Provinsi Bengkulu membuka kesempatan tersebut, karena sebelumnya juga banyak investor yang berminar berinvestasi di Bengkulu.

\"Kenapa saya konsen dan memberikan peluang ini kepada Jepang ini? Karena Jepang punya teknologi, negaranya maju yang juga memiliki komitmen tinggi. Memang proses masuknya investor dari Jepang ini cukup lama, tapi ketika sudah jadi, mereka akan fokus dan Jepang adalah negara yang baik. Mereka bukan hanya datang kemudian pergi,\" paparnya.

Berdasarkan hasil pertemuannya dengan pihak investor Jepang tersebut, Sultan menegaskan kedatangan investor Jepang kali ini untuk melakukan rangkaian feasibility study khususnya di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

\"Mereka ini akan menanamkan modalnya cukup besar, karena itu mereka benar-benar membutuhkan kepastian, terutama masalah regulasi. Mereka sanggup bolak balik ke Jakarta dan Bengkuku untuk memastikan memang sudah ada regulasi yang cukup kuat untuk investasinya aman. Selain itu, mereka juga ingin memastikan bahan baku industrinya nanti. Sebelumnya mereka ingin membuat pengganti batubara, namun sekarang ingin membuat bayumes, sampah hutan, kayu, pelepah sawit, batang karet dan lainnya untuk diolah,\" paparnya.

Wagub sendiri menyambut baik rencana investor Jepang tersebut, ia bahkan meminta agar didirikan pabrik di setiap kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Keberadaan pabrik itu sangat penting, selain akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, juga untuk menampung sampah kayu yang selama ini hanya dibuang.

\"Selama ini sampah-sampah kayu kita dibuang begitu saja, tapi nanti akan dimanfaatkan dan masyarakat akan mendapatkan imbalan dari kayu yang ia berikan kepada pabrik Jepang tersebut,\" imbuhnya lagi.

Selain itu, lanjut Sultan, lingkungan juga dipastikan akan bersih karena sampah kayunya berharga. Dan yang paling penting mengajarkan kepada masyarakat untuk hutan hutan dengan baik agar tidak terjadi penebangan secara liar dan massal.

\"Pokoknya manfaatnya nanti akan multi player efek,\" pungkasnya.

Sementara itu, GM PT Pelindo II Cabang Bengkulu, Ari Santoso selaku operator Pelabuhan Pulau Baai menjelaskan bahwa kedalam alur pelabuhan saat ini berkisar antara 9 hingga 13 meter langsung menghadap ke laut lepas sehingga tidak akan menimbulkan masalah dalam hal ekspor dan impor barang.

Selain itu, ia juga memaparkan jumlah persediaan lahan yang dimiliki Pelindo untuk dijadikan gudang barang dan kawasan industri dan dipastikan investasi Jepang tersebut dapat berkembang pesat di Bengkulu.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: