Perangi ISIS dan Narkoba
BENGKULU, BE - Kunjungan kerja Panglima TNI Jenderal Dr Moeldoko ditutup dengan memberikan kuliah umum bagi 1.500 mahasiswa se-Provinsi Bengkulu, kemarin. Kuliah umum yang dipusatkan di Gedung Serba Guna Universitas Bengkulu itu dihadiri Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah, Wakil Gubernur Sultan B Najamudin, Rektor Unib Dr Ridwan Nurazi serta jajaran Forum Kordinasi Pimpinan Daerah.
Di kesempatan itu, Panglima TNI mengajak mahasiswa se-Provinsi Bengkulu untuk memerangi paham negara Islam Irak dan Suriah atau dikenal dengan ISIS. Para mahasiswa diminta memahami pergerakan ISIS agar tidak mudah terpengaruh. ISIS bukanlah paham agama, dan bukan memperjuangkan agama. \"Apa yang dilakukan ISIS sangat mengerikan, karena siapapun yang tidak sepaham dengan mereka pasti akan dihabisi. Untuk itu perkembangan ISIS harus dihentikan dengan serius, dan tidak mudah terpengaruh,\" ujar jenderal bintang empat ini.
Masih dikatakan Moeldoko, perkembangan teknologi informasi telah turut memperluas informasi tentang ISIS dan merekrut sejumlah orang untuk bergabung, terutama kawula muda. Orang Indonesia yang terbujuk bergabung ke ISIS lebih karena iming-iming akan kehidupan yang lebih baik. \"Karena itu pemerintah daerah perlu mengelola sumber daya alam dengan bijak untuk kemakmuran masyarakat,\" tambahnya.
Panglima Moeldoko juga menjelaskan tentang ancaman perang zaman modern yang dapat menyerang lewat berbagai bentuk, termasuk ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan, dan keamanan. Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan tentang sistem pertahanan negara. Sistem pertahanan negara Indonesia adalah sistem pertahanan rakyat semesta. \"Artinya seluruh sumber daya nasional dapat dimobilisasi untuk pertahanan dan keamanan negara,\" katanya.
Pada sesi kuliah itu ditutup dengan sesi tanya jawab, salah satu mahasiswa asal Poltekes Kemenkes Bengkulu, Uswatun Hasanah mempertanyakan, bagaimana peran mahasiswa dalam memerangi Paham ISIS, dan jangan sampai terpengaruh, ketahanan alusita hingga narkoba. Menjawab pertanyaan itu, Moeldoko menegaskan di Indonesia ISIS baru sebatas lewat media, dan secara fakta belum banyak memberikan pengaruh. Meski begitu pengaruh media sangat tinggi, sehingga mahasiswa bisa memerangi hal ini lewat memberikan pencerahan dan pemahamana ISIS lewat kuliah kerja nyata atau lainya.
Pecat Pemberantasan Narkoba pun menjadi salah satu point yang dipertanyakan salah satu mahasiswa, Rinusita Deni. Pasalnya kasus narkoba sudah mendunia, dan sangat disayangkan ada oknum guru besar yang pernah terlibat. Lalu bagaimana peran TNI untuk memberantasa narkoba sehingga budaya narkoba tidak menjadi nomor urut kedua setelah budaya korupsi.
Mendapati pertanyaan itu, Jenderal Moeldoko telah berkomitmen untuk memberantas narkoba. Bahkan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan narkoba, serta rehabilitasi penyalahgunaan, pecandu narkoba TNI telah melakukan penandatangan kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Isi MoU itu, TNI siap memberikan sumbangan pikiran, tenaga, sarana dan prasarana yang diperlukan. Apalagi saat ini sudah memasuki situasi darurat narkoba. \" TNI akan menyediakan pusat pendidikan untuk merehab korban narkoba,\" katanya.
TNI sangat tegas atas pelanggaran berat. Moeldoko menegaskan pengedaran narkoba merupakan salah satu tindakan pelanggaran berat. Mereka yang bertindak sebagai penjual barang haram maka akan dipecat. \"Kita harus tegas pada prajurit, TNI yang menggunakan narkoba akan kita rehabilitasi dulu, setelah sembuh baru dihukum. Sedangkan mereka yang menjual harus di pecat,\" tegasnya.(247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: