Tenggelam 22 Jam, Ditemukan Tewas
PASAR MANNA, BE – Poniman (55) alias Mamang Jawa, warga RT 8 kelurahan Pasar Bawah, akhirnya ditemukan oleh warga, setelah tenggelam selama 22 jam atu Selasa (17/3) sekitar pukul 08.30 WIB lalu. Jasadnya ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa kembali. Pria yang hidup sebatang kara inipun ditemukan dengan jarak sekitar 500 meter dari lokasinya terendam di lubuk keramat, di belakang rumah Marsuandi (42), anak angkat almarhum, yang telah memungut korban 9 tahun lalu saat terlunta-lunta di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasar Bawah. Minin (35), yang pertama kali menemukan jasad korban, menceritakan, jasad korban ditemukan tersangkut di jangkar perahu tempelnya sekitar pukul 06.10 WIB, Rabu (18/3). Posisi ditemukannnya jasad korban dengan jarak 100 meter dari bibir pantai atau sudah berada di tengah lautan. Saat itu Minin mau pulang ke rumah setelah semalaman melaut mencari ikan. Hanya saja saat berada di pintu masuk muara Sungai Air Manna, kondisi hari masih gelap. Lalu dirinya bersama beberapa perahu nelayan lainnya pun beristirahat di laut dengan terlebih dahulu melemparkan jangkar ke dasar laut agar perahu tidak menjauh dari muara sungai. Setelah hari mulai terang, Minin berniat membawa perahu pulang, kemudian menganggat jangkarnya dari dasar laut. Hanya saja saat diangkat, Minin kaget, sebab tubuh korban tersangkut dijanggkar perahu itu. Namun, karena sebelum berangkat ke laut, korban sudah mendengar, bahwa korban tenggelam saat mandi, lalu Minin mengangkat tubuh korban dan menaikannya ke dalam perahunya. Setelah itu, ia memberitahukan kepada nelayan lain untuk kemudian bersama-sama membawanya ke rumah duka. “Saat mau menganggat jangkar dan berniat mau pulang karena hari sudah terang, tiba-tiba saya melihat tubuh Mamang Jawa tersangkut di jangkar kapal saya, lalu saya angkat dan memberitahukan kepada nelayan lainnya untuk kemudian dibawa pulang,” terang Minin. Ketua RT 8 Pasar Bawah, Samsu membenarkan, bahwa Rabu pagi jasd almarhum sudah ditemukan oleh salah satu nelayan berada di tengah laut dengan jarak 100 meter dari bibir pantai. Saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa lagi. Lalu korban disemayamkan di rumah duka. “Jasad korban ditemukan ditengah laut oleh nelayan dalam kondisi sudah meninggal, dan sudah kami kebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) Pasar Bawah yang tepatnya di belakang rumah Pak Marsuandi selaku keluarga yang memelihara almarhum selama ini,” terang Samsu. Ditambahkan Samsu, nama Poniman sebenarnya nama pemberian warga secara spontan saja setelah korban tenggelam. Sebab saat ini ada pihak bencana alam dan polisi yang meminta nama korban untuk dilaporkan ke atasanya. Lalu oleh warga pun saat itu sepakat, korban diberi nama Poniman. “Nama Poniman itu baru diberikan setelah korban tenggelam, sehingga nantinya pada nisan korban ada tanda pengenal juga,” ungkap Samsu. Sekedar mengingatkan, Mamang Jawa atau nama barunya Poniman pada Selasa (17/3) pagi mandi di sungai Air Manna tidak jauh dari rumah keluarga angkatnya. Namun diduga karena saat mandi tergelincir, korbanpun terjatuh dan masuk ke lubuk keramat dengan kedalaman 10 meter dan di lubuk itu ada pusaran. Diduga korban pun terbawa arus pusaran dalam sungai dan tersangkut bawah kayu dan pohon serta sampah di dasar lubuk. Namun karena sorenya ada bantuan dari basarnas Provinsi dan air sungai tempat almarhum tenggelam di aduk-aduk, sehingga pagi kemarin tubuh korban keluar dari dasar lubuk dan hanyut kesungai hingga mencapai laut.(369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: