Mengelilingi Kota Kuala Lumpur dan Begadang Semalam Suntuk
Catatan Perjalanan Karyawan BE ke Negeri Jiran (3-Habis)
Empat orang karyawan Bengkulu Ekspress (BE) yang mendapatkan kesempatan berlibur ke Kuala Lumpur, Malaysia pada 28 Februari-3 Maret 2015 lalu tidak hanya berekreasi ke Menara Kembar Petronas yang menjadi icon Negara Malaysia, Genting Highland, Batu Caves, Litle India, namun juga mengelilingi Kota Kuala Lumpur. Berkeliling kota ini cukup seru, karena kendaraan yang ditumpangi bukan bus biasa seperti di Indonesia, melainkan bus yang dikenal dengan sebutan Hop On Hop Off. Seperti apa serunya? Ikuti laporan berikut;
DENDI SUPRIADI, Kuala Lumpur, Malaysia
Hari ketiga, Senin (2/3) setelah tiba di Kuala Lumpur, Malaysia, empat karyawan Bengkulu Ekspress; Dendi Supriadi (wartawan Kota Bengkulu), Budi Hartono (wartawan Mukomuko), Ahmad Buchori (AE Jakarta) dan Ilnawati (Administrasi) bersama pemandunya, Galuh Diantie Yara dan Sophie Amanda dari Sriwijaya Tour and Travel (STORE), Palembang, menghabiskan waktu liburnya dengan mengelilingi Kota Kuala Lumpur.
Perjalan dengan menumpangi bus Hop On Hop Off atau bus dengan konsep 2 tingkat (double decker) yang bagian atasnya tanpa atap itu diawali di titik pemberhentian Pasar Seni (Central Market), melewati kawasan Little India menuju KL Sentral.
Meski tujuan kami banyak dan sering naik turun, namun tiket untuk menumpangi bus ini cukup dibeli 1 tiket, dan kami pun bisa naik dimanapun dan kapanpun di 23 titik pemberhentian di Kuala Lumpur City.
Dari Pesar Senin (tempat kami menginap), perjalan dilanjutkan dan berhenti di National Muzium Malaysia. Ditempat ini kami mengabadikan kenangan tersebut dengan berfoto di depan benda-benda bersejarah di Negara Malaysia, seperti helikopter tempur Malaysia, meriam perang, mobil kuno buatan Malaysia, perahu tradisional, gerobak atau kreta yang ditarik dengan menggunakan kuda, dan sejumlah benda-benda tempo dulu lainnya.
Tidak terasa, kami sudah hampir 1 jam mengelilingi Muzium Malaysia ini. Perjalanan dilanjutkan dengan menumpang bus yang sama menuju Palace Lake Garden atau istana Raja Malaysia. Di istana nan megah ini, kami hanya bisa mengabadikan momen dari depan gerbang, sebab, wisatawan tidak dibolehkan masuk ke dalamnya. Karena istana bagaikan kubah masjid berwarna emas itu dijaga oleh pasukan berkuda di setiap pintu masuk.
Usai melihat kemegahan Istana Negara Malaysia ini, perjalanan dilanjutkan ke Masjid Malaysia di Dataran Merdeka (Termasuk Muzium Tekstil dan Sultan Abdul Samad Building).
Berhenti untuk Lunch (makan siang) di Kuala Lumpur City Centre, perjalanan dilanjutkan ke daerah Bukit Bintang. Bukit Bintang merupakan daerah perbelanjaan paling ramai di Kuala Lumpur, kami bahkan mengunjungi Sungei Wang Plaza, Low yat Plaza dan menyusuri beberapa toko besar di sepanjang jalan.
Daerah bukit bintang ini berisi berbagai toko yang menjual barang dengan brand-brand ternama, mall-mall yang menjual elektronik dan gadget, ataupun berbagai macam barang keperluan fashion. Hampir 4 jam kami menghabiskan waktu di tempat perbelanjaan besar ini, karena anggota rombongan kami (Ilnawati,red), sibuk memborong berbagai oleh-oleh yang akan dibawa pulang ke Indonesia.
Usai mengelilingi Kota Kuala Lumpur dan berbelanja seharian tidak membuat kami langsung istirahat pada malam harinya. Karena tahu bahwa Senin malam itu adalah malam terakhir kami berdada di Kuala Lumpur, kami pun memutuskan untuk begadang atau tidak tidur semalam suntuk.
Awalnya kami hanya berbelanja kecil-kecilan di kawasan Pasar Senin, tepatnya di depan hotel tempat kami menginap. Setelah semua pedagang kaki lima itu mengemas barang dagangannya dan beranjak pulang, kami pun mencari toko makanan untuk sekedar membeli minuman dan makanan ringan. Sambil menikmati minuman dan makanan ringan, kami pun berbagai cerita tentang sistem kerja wartawan hingga membahas terkecoh dengan kamera otomatis, ketinggalan bus akhirnya naik taksi gelap hingga salah satu anggota rombongan hilang di Bandara Kuala Lumpur sesaat baru mendarat dari Indonesia.
Tak terasa waktu itu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini waktu setempat (Indonesia sekitar pukul 01.00 WIB, kami pun beranjak menuju tempat penginapan di Hotel China Town 2. Keputusan tidak tidur itu kami ambil karena kami harus mengemas semua barang-barang yang akan dibawa pulang ke Indonesia. Mengingat, pukul 04.30 waktu setempat kami sudah meninggalkan hotel tersebut dan menuju ke KL Sentral sebelum bertolak ke bandara.
Tepat pukul 05.00 waktu setempat, meski dalam kondisi kedinganan karena cuaca di Malaysia pada malam hari sangat dingin, taksi pun tiba menjemput di depan hotel. Sekitar 15 menit perjalanan, kami pun tiba di KL sentral dan berganti kendaraan dari taksi ke bus dengan tujuan bandara.
Setelah menempuh perjalan sekitar 1 jam itu, kami pun tiba di Bandara Kuala Lumpur Internasional dan langsung menuju ke perwakilan imigrasi untuk pengecekan paspor. Saat pengecekan paspor ini merupakan hal yang tidak mengenakkan, karena semua petugas imigrasi setempat yang melayani kami memasang muka garang. Tak sedikitpun senyum terlihat dari bibirnya.
\"Tidak hanya melayani kita, melayani orang dari negara lain pun petugas imigrasi disini memang selalu memasang muka sanggar seperti itu. Kalau dibandingkan di Indonesia memang jauh berbeda, karena petugas imigrasi kita selalu melayani dengan penuh senyum dan keramahan,\" ungkap salah satu pemandu rombongan, Galuh Diantie Yara.
Tiba di bandara pun kami tidak langsung terbang ke Palembang, melainkan harus berjalalan kaki sekitar 3 Km menelusuri setiap lorong yang ada di bandara tersebut. Itu dikarenkaan pintu (gate) tempat kami naik pesawat berada paling ujung, yakni pintu Q21. Perjalanan itupun terasa berat, kami kami membawa barang-barang yang tidak dimasukkan kedalam bagasi.
Sekitar pukul 09.35 waktu setempat, kami pun terbang menuju Bandara Internasional Sultan Mahmud badaruddin 2 Palembang, dan tiba di Palembang sekitar pukul 09.55 WIB.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: