Duarrr… Puluhan Petambang Tewas Terjebak di Perut Bumi
DONETSK - Sebuah ledakan mengguncang Tambang Zasyadko di Kota Donetsk, Ukraina, kemarin (4/3). Akibatnya, 32 pekerja menjadi korban. Mereka tewas saat ledakan gas merobohkan tambang batu bara di wilayah timur Ukraina tersebut. Sejumlah pekerja yang lain masih dilaporkan hilang. \"Ada korban jiwa. Saat ini jumlahnya mencapai 32 orang,\" kata Volodymyr Groysman, ketua parlemen Ukraina, di hadapan para legislator yang berkumpul di ibu kota. Dia lantas menyebut insiden yang sebenarnya cukup sering terjadi di tambang batu bara itu sebagai tragedi buruk. Groysman mengajak rekan-rekannya sesama wakil rakyat untuk mengheningkan cipta selama semenit kemarin. Dari lokasi kejadian, Mykola Volynko mengungkapkan bahwa para petambang masih terjebak di dalam perut bumi. \"Kami tidak tahu jumlah pekerja yang belum bisa dievakuasi secara pasti,\" jelas ketua Serikat Pekerja Tambang Donbass tersebut. Meski menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 32 jiwa, dia baru bisa mengonfirmasikan kematian satu orang saja. Sebab, baru satu mayat yang dapat dievakuasi. Berdasar keterangan pengelola tambang, diketahui bahwa jumlah pekerja yang sedang menambang batu bara saat ledakan terjadi adalah 70 orang. Keberadaan sebagian besar di antaranya masih belum terlacak. Karena itu, tim penyelamat berusaha keras mencapai shaft atau titik kumpul para pekerja untuk mengevakuasi mereka. \"Nyaris tidak ada peluang untuk menemukan mereka dalam kondisi hidup-hidup,\" ungkap Julia Bedilo, jubir dinas kedaruratan setempat. Sebab, gas metanalah yang mengakibatkan ledakan hebat kemarin. Biasanya, jika gas memenuhi lorong tambang, tidak akan ada pekerja yang bisa selamat. Sejauh ini pemerintah menepis dugaan yang mengarah pada keterlibatan separatis dalam ledakan tersebut. Dari ibu kota, media memberitakan bahwa Perdana Menteri (PM) Ukraina Arseniy Yatsenyuk langsung bergerak begitu mendengar terjadinya ledakan. Dia memerintah para pejabat Kementerian Darurat dan Energi untuk segera menanggapi bencana di Donetsk tersebut. Sayangnya, upaya itu terhambat dominasi separatis di lokasi kejadian. Para pemberontak melarang kubu pemerintah mendekat. (jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: