Tiga Kabupaten Direndam Banjir
BENGKULU, BE - Hujan deras yang terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Bengkulu, mengakibatkan banjir. Bahkan, tiga kabupaten yakni Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Lebong, sebagian wilayahnya terendam banjir sekitar 1,5 meter.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Lebong, hujan deras mengakibatkan Air Sungai Ketahun meluap. Akibatnya 3 desa di kecamatan Uram Jaya mengalami banjir yakni Desa Pangkalan, Bentangur dan Desa Lemeu. Kondisi terparah terjadi di desa Lemeu, 121 rumah warga kebanjiran. Bahkan sekitar Pukul 10.00 WIB pada hari Jum\'at tinggi air sepmat mencapai 1,5 meter. Selain menggenagi rumah warga, luapan air ketahun ini juga menyebabkan 150 hektar kolam ikan di 3 Desa ini gagal panen yakni seluas 50 hektar di desa Lemeu, 50 hektar di Desa Pangkalan dan 50 hektar di Desa Bentangur.
\"Air mulai masuk ke pemukiman sekita pukul 05.00 Subuh pada hari jumat, bsekita pukul 09.00 WIB-10.00 WIB tinggi air sempat mencapai 1,5 meter dan baru surat setelah siang,\" kata Rapani Kepala Desa Lemeu Kecamatan Uram Jaya, kemarin.
Ditambahkan Rapani, banjir akibat luapan sungai ketahun ini memang menjadi langganan di desa Lemeu, namun Kondisi yang terjadi pada hari Jumat (6/2) merupakan kondisi terparah ditahun 2015 ini. \"Banjir di lemeu ini memang sudah sering terjadi. Namun kali ini kondisi air Cukup tinggi sehingga hingga pukul 17.30 WIB masih ada rumah warga yang tergenang air. Ini terjadi karena Air sungai Ketahun hingga sore hari masih tinggi, sehingga air yang masuk ke pemukiman tidak bisa keluar,\" Rapani.
Kondisi banjir yang terjadi di Lemeu tersebut diungkapkan Rapani menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi warga, karena Sekiktar 50 hektar kolam ikan warga di Desa Lemeu ikut tegenang sehingga ikan yang siap panen terbawa Aur Ke Sungai Ketahun. \"Seharusnya dalam bulan ini rata-rata warga di Lemeu ini memasuki panen ikan, namun dengan kejadin ini, bisa di pastikan ikan sudah tidak ada,\" ujar Rapani.
Selain itu, pihak BPBD Lebong serta Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lebong langsung turun ke lokasi banjir, guna melakukan evaukasi dan membagikan bantuan berupa beras, mie instan, minyak goreng dan kecap dan sarden.
\"Tadi memang awalnya pihak BPDB dan Dinas Sosial merencanakan mendirikan dapur umum. Namun karena Air sudah mulai surut warga mlebih memilih memasak di rumah warga yang tidaka terkena banjir. bantuan yang di berikan tersebut sudah kita samapaikan kepada warga,\" pungkas Rapani.
Ditempat lain, musibah banjir terjadi di Kebupaten Bengkulu Tengah, yakni di Desa Pagar Dewa Kecamatan Pondok Kelapa. Banjir mengakibatkan akses jalan lintas tiga kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah terputus dikarenakan sungai lemau meluap. Masyarkat tidak dapat menuju Desa Kemayun serta desa-desa di Kecamatan Bang Haji serta Pematang Tiga.
Dijelaskan Kepala Desa Pagar Dewa, Bahwa (47), banjir sudah terjadi sejak Kamis sore (5/2) karena hujan deras mengguyur. Luapan sungai tersebut menghancurkan puluhan hektar sawah, serta 200 hektar perkebunan sawit warga, tidak dapat dipanen karena buah membusuk. \"Masyarakat Pagar Dewa jadi tidak dapat beraktifitas karena akses jebatan yang dimiliki sudah terendam banjir,\" terang Bahwa.
Kades menuturkan, persoalan banjir di Desa Pagar Dewa menuju Desa Kemayun tersebut, merupakan persoalan klasik yang setiap tahunnya terjadi dikala hujan deras melanda. Warga mengharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Tengah memberikan solusi untuk permasalahan tahunan tersebut. \"Kita berharap ada perbaikan apa jembatan ditinggikan atau bagaimaan agar air tidak membanjiri desa kami,\" ucapnya.
Dalam musibah banjir tersebut menyebabkan Iriani Kepala MI Tembiang tidak dapat menuju ke sekolah. Pasalnya, satu-satunya jalan singkat menuju ke lokasi sekolah terputus total oleh genangan air yang mencapai dada orang dewasa. \"Dari kemarin mau keluar, namun karena banjir terpaksa mengingat sekarang juga tidak dapat melanjutkan perjalanan,\" ujar Iriani. Data tehimpun BE, dalam musibah banjir terdapat 5 rumah warga Desa Pagar Dewa terendam banjir. Yaitu rumah Rafa\'i (36) air membanjiri hingga kedalam kamar, Kantor Desa hingga setengah dinding, Arsian, Sairi, Peni dan Redi banjir hingga setengah dinding rumahnya. \"Yang susahnya jika hujan dinihari, air tiba-tiba meluap sedangkan warga sedang tidur,\" ungkap Papurna. Sungai Musi Meluap Ditempat berbeda, sebanyak 3 desa di Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang yakni desa Air Hitam, Tanjung Alam dan Suro Bali terisolir kurang lebih selama 11 jam. Ini setelah jalan penghubung ke-3 desa dengan desa lain di Kecamatan Ujan Mas terendam banjir, akibat meluapnya bendungan Air Musi. Tercatat, 1 warga yang merupakan mantan Kades Suro Bali, Made Budi mengalami kerugian meteri puluhan juta rupiah.
Data terhimpun, jalan penghubung yang terendam banjir menuju tiga desa itu berada di wilayah Desa Cugung Lalang. Untuk menyeberang, warga dari 3 desa terpaksa menggunakan jasa rakit, baik yang mengendarai kendaraan bermotor ataupun jalan kaki. Air mulai tampak menyusut Jum\'at (6/2) sekitar pukul 09.00 WIB.
Anggota DPRD Kepahiang dari Dapil I, Edwar Samsi SIP MM mengatakan, menurut keterangan warga, meluapnya bendungan Air Musi menjadi penyebab terendamnya jalan penghubung itu. \"Jalan mulai terendam sejak Kamis (5/2) sekitar pukul 22.00 WIB, yang mana pada waktu itu hujan deras sempat mengguyur wilayah tersebut,\" ungkap Edwar yang sempat memantau langsung lokasi banjir tersebut.
Menurutnya, dalam peristiwa itu satu warga menjadi korban (Made), karena kerambahnya yang berisikan ikan air tawar dari berbagai jenis dengan total mencapai 3 ton hanyut.
\"Sekarang ini kerambah milik korban nyangkut di jembatan Suro Bali. Akibatnya korban mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah,\" jelasnya.
Sementara, Kadis Sosnakertrans Kepahiang, Ir Nyayu Elia Hasanah MSi melalui Kabid Sosial Bambang Utoyo SE MM menyampaikan dalam peristiwa tidak ada korban jiwa ataupun materi. \"Kita bersama BPBD Kepahiang juga sempat memantau langsung ke lokasi banjir. Penyebab banjir di jalan penghubung 3 desa ini karena tidak lancarnya arus air sungai musi lantaran banyak sampah,\" katanya.
Ia menambahkan, dari keterangan warga sejak malam tadi, banjir yang menggenangi jalan setinggi 3 meter. Namun saat di lokasi tadi sudah mulai menyusut.
\"Pantauan kita pagi tadi tinggi air sepinggang orang dewasa saja atau sekitar 1 meter. Kemungkinan besar kalau tidak turun hujan siang nanti air sudah menyusut,\" jelasnya. (320/777/505)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: