Pemprov Bengkulu Tak Anggarkan Dana Fogging
BENGKULU, BE – Meski tahun 2014 lalu Provinsi Bengkulu peringkat ke-6 tertinggi penyakit malaria se-Indonesia, namun Pemerintah Provinsi Bengkulu sama sekali tidak menganggarkan dana untuk fogging atau pengasapan tempat pemukiman penduduk. Fogging sendiri merupakan upaya untuk membunuh nyamuk yang menularkan penyakit malaria kepada manusia.
Tidak dianggarkannya dana fogging ini diakui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H Amin Kurnia SKM MM. Ia berdalih, semua dana untuk fogging dibebankan kepada pemerintah kabupaten/kota, sedangkan Pemerintah Provinsi Bengkulu memutuskan untuk ikut serta dalam fogging tersebut.
\"Dana untuk melakukan fogging diserahkan kepada pemerintah kabupaten dan kota, sedangkan Pemerintah Provinsi lebih fokus kepada penemuan kasus atau penyakit malaria dan pengobatan,\" kata Amin.
Menurutnya, penanganannya kasus penyakit malaria ditangani berdasarkan temuan di lapangan dengan cara si penderita akan diobati hingga tuntas. “Kalau ada temuan mengenai penyakit malaria, maka akan diobati sampai sembuh,” ujarnya.
Amin memaparkan, untuk tahun ini Pemerintah Provinsi Bengkulu kembali mendapat bantuan luar negeri melalui Program Global Fund AIDS Tubercolosis Malaria (GFATM) untuk penanganan kasus malaria, HIV/AIDS dan TBC. Tahun ini merupakan tahun kelima atau tahun terakhir bantuan luar negeri tersebut.
\"Bengkulu mendapatkan bantuan yang sama seperti tahun sebelumnya sebesar Rp 4 miliar, bantuan tersebut merupakan program Global Fund AIDS Tubercolosis Malaria (GFATM)yang diperuntukkan bagi pengobatan serta tindakan lainnya,\" terangnya.
Fokus bantuan program GFATM tersebut juga kepada penemuan kasus dan pengobatan untuk penyakit malaria, HIV/AIDS dan Tubercolosis (TB). (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: