Cuaca Ekstrim Rusak Tanaman

Cuaca Ekstrim Rusak Tanaman

\"BenQ

SELUPU REJANG, BE- Cuaca ekstrim berupa hujan disertai angin yang belakangan sering melanda Rejang Lebong mulai berdampak pada tanaman petani. Terutama para petani di kawasan lereng gunung kaba, Kecamatan Selupu Rejang. Pasalnya, curah hujan yang tinggi yang diperkirakan akan berakhir hingga bulan Februari tersebut di sertai angin kencang mengganggu pertumbuhan dan merusak tanaman. \"Kalau mulai sore hingga malam hujan biasanya disertai angin kencang, apalagi di daerah dataran tinggi disekitar gunung kaba\" kata Slamet (54) petani sayuran warga Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang. Kencangnya angin disertai hujan, tanaman yang baru ditanam mulai umur satu minggu hingga satu bulan akan rusak karena tiupan angin sehingga banyak yang roboh dan layu. \"Kalau masih umur 1 sampai 4 minggu, akar dan batang tanaman belum kuat, jadi kalau kena angin bisa roboh bahkan akar tercabut, kalau umur tanaman sudah berumur lebih dari dua bulan, akar dan batang sudah lumayan kuat untuk menahan tiupan angin,\" papar Slamet. Lebih lanjut Slamet menjelaskan, musim hujan yang ekstrim memang kerap terjadi terutama di penghujung dan awal tahun seperti saat ini. Untuk mengantisipasi hal tersebut petani harus menambah pekerjaan dengan menimbun tanaman agar akar dan batang kuat terhadap terjangan angin. Selain itu, antisipasi hal itu kebanyakan petani banyak menanam jenis sayur-sayuran yang memiliki tinggi tanaman rendah serta batang cukup kuat seperti kol bulat, daun bawang serta jenis sayuran lainya yang kadang-kadang pada musim seperti ini justru harganya sangat rendah. Sementara itu, Sobri (40), petani sayur lainnya mengatakan, selain cuaca ekstrim yang menjadi salah satu kendala petani yakni harga hasil pertanian yang tidak stabil. \"Kadang hasil sayuran cepat berubah ada yang satu minggu mahal, seminggu lagi tidak ada harganya sehingga tidak stabil, kalau mahal masih bisa hasil pertanian mengimbangi dengan harga kebutuhan lainya,\" jelas Sobri. Menurut Sobri saat harga sayuran murah justru para petani akan malas memanen terkecuali ada kebutuhan mendesak. Sobri mencontohkan, untuk harga tomat per KG nya bisa mencapai Rp 5 ribu, namun saat murah bisa dibawah Rp 2 ribu. Saat kondisi harga murah tersebut jangankan petani mendapat untung, justru untuk biaya memanen saja tidak cukup. Selain harga sayuran yang tidak stabil petani juga mengeluhkan harga pupuk dan racun yang mahal \"Harapan kami tidak banyak, harga sayuran tetap stabil dan harga pupuk, racun serta kebutuhan pokok stabil, sehingga petani bisa mengimbangi dnegan hasil pertanianya,\" harap bapak 3 anak ini.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: