PDAM Tak Miliki Laporan
MUKOMUKO,BE – Belum adanya penyelesaian di tubuh PDAM Tirta Selagan membuat para wakil rakyat tak berdiam diri saja. Tak mau persoalan itu berlarut-larut, kemarin (12/3) sore anggota DPRD yang tergabung dari Komisi I dan Komisi III melakukan sidak ke PDAM. Sidak yang dihadiri Ali Syaftaini, Hermansyah, Rusman Aswardi, Antonius Dalle, Purwanto dan Nurlina Zamdial menemukan berbagai permasalahan di tubuh PDAM tersebut. Tak hanya mengenai kisruh antara puluhan karyawan PDAM dan Dirut Abu Halim SIP, ternyata PDAM tidak mempunyai laporan yang harus disampaikan kepada dewan pengawas. Sempat terjadi emosi para angota dewan diantara Ketua Komisi I , Ali Syaftaini dan Antonius Dalle. “Sudah tidak benar manajement PDAM. Laporan itu wajib dibuat dan disampaikan kepada dewan pengawas dan lainnya, aneh ini PDAM,” cetus Ali dengan nada keras yang membuat Dirut PDAM Abu Halim SIP terdiam. Pada kesempatan itu pula anggota DPRD Mukomuko itu meminta data pendapatan dan cost. Ternyata jika dibandingkan pada tahun 2008 lalu tepatnya sebelum Abu Halim menjabat sebagai dirut, terjadi penurunan yang cukup signifikan. Untuk tahun 2008 pendapatan PDAM mencapai angka Rp 8.18 juta lebih, 2009 sebesar Rp 562 juta lebih dan 2010 sebesar Rp 495 juta lebih. Sedangkan untuk 2011 belum terdata. Sedangkan untuk cost PDAM pada tahun 2008 sebesar Rp 957 juta lebih, 2009 Rp 1,1 miliar lebih dan tahun 2010 sebesar Rp 1,2 miliar. “ Kalau kita hitung secara manual saja, semakin tahun PDAM ini semakin buruk. Dan, tidak menutup kemungkinan bakal gulung tikar. Ini dilihat dari pendapatan yang semakin turun sedangkan cost semakin naik,” celetuknya. Para wakil rakyat itu juga kembali membacakan 9 poin yang disampaikan puluhan karyawan supaya dirutnya dicopot. Salah satunya penetapan penghasilan direktur tanpa memperhatikan omszet PDAM dan rekomendasi/persetujuan dewan pengawas. Dan poin itu terjawab sudah bahwa dirut PDAM mengaku tidak ada rekomendasi dari dewan pengawas yang gajinya Rp 7,2 juta/bulan. “Kalau paraf ada pak, kalau rekomendasi tidak ada,” jawab Abu Halim. “Wah, kalau saya contohkan, hibah 1 tahun untuk PDAM 800 juta. Jika dihitung secara global sekitar 10 persen lebih habis untuk gaji direktur saja,kalau begini saya juga mau jadi diriut PDAM,” singgung Ali Syaftaini sambil tertawa. Kendati banyaknya temuan para anggota Dewan itu, hasil sidak oelh pihaknya ke PDAM akan dievaluasi dan akan melakukan croscek lebih jauh kepihak dewan pengawas. Dan, dari hasil temuan pihaknya dilapangan akan direkomdasikan kepada Pemda Mukomuko dalam hal ini Bupati Mukomuko. “Apakah nantinya dirutnya sangat benar kita rekomendasi dicopot juga bawahan yang mogok juga kita rekomendasi. Lihat saja nanti, yang jelas persoalan di internal PDAM belum bisa diselesaikan oleh Dirut PDAM dan persoalan lainnya yang dinilai manajemen tidak bagus,” pungkas mereka. (900)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: