Peringatan Hari Juang Kartika ke-69, Korem Tampilkan Kekejaman Belanda
BENGKULU, BE - Korem 041 Garuda Emas (Gamas) Bengkulu kemarin pagi (15/12) menggelar upacara peringatan Hari Juang Kartika atau HUT TNI Angkatan Darat (AD) yang ke-69. Peringatan hari bersejarah ini diawali dengan upacara yang diikuti TNI AD di lingkungan Makorem 041 Gamas serta jajarannya, dan Kepala Staf Korem (Kasrem) Letkol Kav Muhammad Jaelani bertindak sebagai inspektur upacaranya. Menariknya, usai upacara tersebut dilanjutkan dengan menampilkan Tari Kolosal Perjuangan kolaborasi antara Korem 041 Gamas dengan siswa-siswi SMKN 5 Kota Bengkulu. Tari Kolosal Perjuangan tersebut mengisahkan tentang kekejaman tentara Belanda saat menjajah Indonesia. Mereka dengan beringas memporak-porandakan barang dagangan para pedagang, bahkan tentara Belanda tak segan-segan menculik anak gadis masyarakat Indonesia. Melihat kekejaman itu, TNI melakukan perlawanan. Meski hanya dengan menggunakan bambu runcing, namun peperangan dimenangkan pejuang Indonesia dikala itu. Semua tentara Belanda dapat dilumpuhkan, dan keberhasilan peperangan itu dikenal dengan strategi Ambarawa yang kemudian disebut sebagai Hari Juang Kartika yang diperingati setiap tanggal 15 Desember di seluruh tanah air Indonesia. \"Kita sengaja menampilkan Tari Kolosal Pejuang ini dalam rangka membuka memori lama untuk kembali membangkitkan semangat juang, khususnya bagi TNI AD. Tari itu memperlihatkan strategi perang dan pakaian yang dikenakan perjuang saat itu hingga kita mengusir penjajah, khususnya Belanda dari Indonesia. Ini tujuannya untuk kembali membangkitkan semangat juang bagi prajurit sekaligus memberikan pemahaman bahwa kita adalah prajurit TNI yang profesional,\" kata Kasrem. Saat upacara, Kasrem juga membacakan pengarahan dari Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang menyampaikan bahwa peringatan Hari Juang Kartika tersebut agar dapat dijadikan wahana untuk introspeksi dan mawas diri terhadap pelaksanaan tugas yang telah dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, sekaligus untuk membulatkan tekad dalam mengoptimalkan pengabdian TNI AD ke depan. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa prajurit bukanlah tentara bayaran, sewaan dan politik tentara adalah politik negara serta loyalitas tentara hanya untuk kepentingan bangsa dan negara. \"Dalam konteks tersebut, kita maknai bahwa sejak lahir TNI tidak berpolitik praktis sehingga tidak terkotak-kotak dalam berbagai kepentingan. Dan loyalitas TNI tegak lurus sesuai jenjang hirarki mulai dari pimpinan paling rendah hingga ke presiden selaku panglima tertinggi TNI serta wajib bagi TNI mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam menjalankan program pembangunan,\" paparnya. Sesuai dengan pengarahan Presiden Joko Widodo kepada para Pangkotama, Kabalakpus, dan peserta Danrem-Dadim terpusat di Kalimantan Tengah 5 Desember lalu, bahwa visi pemerintah adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Selain itu Jokowi juga menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan visi tersebut melalui Swasembada Pangan dalam 3 tahun, Pembangunan Jalan dan Jalan Tol, Pembangunan Trans Kereta Api, Pembangunan Pelabuhan, Pemenuhan Kebutuhan Listrik Rakyat, Pembangunan Waduk/Bendungan dan Irigasi, Menghentikan Perambah Hutan, Pembangunan Poros Jalan di Sepanjang Perbatasan, Darurat Narkoba, dan Deradikalisasi Paham Terorisme. \"Untuk mempercepat terealisasianya visi tersebut, khususnya swasembada pangan, Bapak Presiden telah menginstruksikan kepada Kepala Staf Angkatan Darat TNI agar membantu sepenuhnya melalui pemberdayaan Babinsa serta seluruh prajurit dan satuan jajaran TNI AD untuk melaksankan tugas pendampingan dengan jajaran kementerian pertanian RI dan masyarakat petani di seluruh penjuru tanah air,\" pungkasnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: