Pengasuh Panti Terancam Diganti
BENGKULU, BE - Usai inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan DPRD Kota Bengkulu, pemerintah memastikan akan melakukan evaluasi terhadap proses keberlangsungan Panti Asuhan Tunas Harapan. Hal ini diungkapkan Kabag Humas Setda Kota Bengkulu, Dr H Salahuddin Yahya MSi, kemarin. \"Karena memang pertimbangannya pengurus disana sudah cukup lama, sekitar 10 tahun, maka memang sudah selayaknya dilakukan evaluasi dan pergantian. Hal ini sedang dikaji lebih mendalam oleh tim Pemerintah Kota,\" katanya, kemarin. Ia tak menampik bahwa ada sejumlah persoalan yang terjadi di panti tersebut. Namun sejauh ini, Pemerintah Kota masih menanti laporan perkembangan secara utuh yang masih di dalami oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu sebagai leading sektor yang menangani panti tersebut. \"Setiap kelemahan pasti selalu kita evaluasi. Mengenai makan mereka memang harus dikaji ulang mengingat uang Rp 8 ribu yang dianggarkan tidak lagi memadai ditengah naiknya harga BBM dan listrik. Dan mengenai jumlah penghuni, laporan yang kami terima memang seharusnya 15 orang dari 25 yang tercatat,\" sampainya. Secara mengejutkan, salah seorang penghuni Panti Tunas Harapan, membeberkan, ia kerapkali mengalami tekanan di panti yang ia huni. Disamping itu, beberapa kali ia juga mengaku memakan nasi dan sambal yang hampir basi. \"Kami dilarang keluar selain sekolah, kami juga dilarang menerima tamu meski untuk mengerjakan PR. Kami sering merasa tertekan. Saya mau lari dari sini takut dibilang tidak hormat kepada orang tua. Saya sebenarnya sudah tidak betah dan berharap ada perbaikan. Apalagi jumlah penghuni disini tidak sesuai sebagaimana yang tertulis di papan pengumuman,\" ungkapnya dan mengingatkan agar namanya tak ditulis. Dikonfirmasi, sang pengasuh, Evi Yuliani, menyatakan bahwa tidak ada anak-anak panti yang ditelantarkan. Ia berujar, setiap penghuni panti justru merasa senang karena diajarkan salat 5 waktu dan disekolahkan. \"Orang yang boleh menghuni panti ini syaratnya kurang mampu, yatim piatu. Kalau keluar rumah harus ada izin. Mereka kita sekolahkan dan beri makan 3 kali sehari,\" demikian Evi. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: