Dua Kali Bantu Obama, Diminati Pentagon
Adryan Fitra, Digital Campaigner Langganan Para Tokoh Dunia Tidak banyak yang mengenalnya secara luas mengingat keberadaannya yang selalu di belakang layar. Namun, siapa sangka, dia merupakan salah satu kunci sukses kemenangan Presiden Barack Obama dan Joko Widodo dalam pilpres di negara masing-masing. *** INGAR-BINGAR pemilihan presiden memang telah berakhir. Pesta demokrasi itu menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sebagai presiden dan wakil presiden selama lima tahun ke depan. Namun, sebelum mereka terpilih, publik tentu ingat betapa riuhnya kampanye hitam yang kerap menyerang Jokowi. Mulai isu agama yang dianut Jokowi hingga isu etnis yang dilekatkan pada sosok mantan wali kota Solo itu. Ketika kampanye hitam tersebut diembuskan, tim relawan pasangan Jokowi-JK langsung merespons. Mereka bergerak dengan memanfaatkan berbagai sarana media sosial (medsos) seperti Twitter, Facebook, dan Path. Segala informasi yang berkaitan dengan jati diri dan kiprah Jokowi-JK dalam hitungan singkat memenuhi forum-forum diskusi di berbagai medsos untuk menangkis kampanye hitam yang ditudingkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dan di balik ’’tangkisan’’ yang disampaikan relawan Jokowi tersebut, ada sosok Adryan Fitra, pemuda asal Banda Aceh yang menjadi satu-satunya digital campaigner dalam tim sukses Jokowi-JK. Penampilannya bersahaja, tidak banyak berbeda dengan pemuda kebanyakan. ’’Saat itu, kerja saya mencari fakta langsung dari Pak Jokowi. Setelah dapat, fakta-fakta tersebut saya berikan ke relawan. Dari situlah fakta yang sebenarnya langsung tersebar viral di berbagai media sosial,’’ jelas Adryan ketika ditemui Jawa Pos di auditorium Pusat Bahasa Studi Jepang UI, Minggu (8/12). Pria yang pernah bekerja di Google Singapura tersebut mengungkapkan, kiprahnya di bidang digital campaigner untuk Jokowi berawal ketika dirinya berkarir di Negeri Paman Sam untuk membantu tim sukses Presiden Barack Obama. Pada 2008, ketika berada di Singapura, Adryan mendengar sebuah kompetisi yang diadakan tim sukses calon presiden dari Partai Demokrat AS tersebut. ’’Singkat cerita, saya ikut kompetisi itu dan nggak tahu gimana caranya bisa menang. Akhirnya, saya di-hire oleh digital team Obama untuk bergabung. Kami gembira karena akhirnya Obama menang,’’ ujar pria yang pernah menjadi orang Indonesia pertama yang mendapat komisi Rp 1 miliar dari Google AdSense tersebut. Bergabungnya Adryan dengan tim Obama didengar presiden Indonesia kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 2009, ketika mengunjungi Indonesia, Obama sempat bercerita bahwa ada orang Indonesia yang membantunya untuk memenangi pilpres di AS. ’’Setelah itu, Pak Anas Urbaningrum (mantan ketua umum Partai Demokrat, Red) telepon ke Pak Dino Patti Djalal yang kala itu masih Dubes AS untuk meminta saya bertemu dengan Pak SBY,’’ tuturnya. Pertemuan dengan SBY kala itu cukup membuat dirinya tegang. Selama sejam Adryan melakukan presentasi di depan orang nomor satu di Indonesia tersebut. ’’Ujung-ujungnya, saya ditanya apa fungsi Facebook dan Twitter bagi kedaulatan bangsa. Saya jawab saja, kalau Bapak punya Facebook atau Twitter yang follower-nya banyak, pasti Bapak akan dengan mudah menyampaikan kebijakan-kebijakan Bapak kepada rakyat,’’ ujar pemilik lebih dari 200 akun di medsos tersebut. Setelah pertemuan dengan SBY, Adryan kembali dipanggil tim sukses Obama untuk membantunya lagi ketika presiden AS yang pernah tinggal di Indonesia itu berlaga dalam pilpres AS untuk periode kedua. Lagi-lagi, sumbangsih tenaga dan pikiran Adryan mengantarkan Obama kembali menang. Karena kepiawaian dan kerja kerasnya itu, Adryan ditawari bekerja di Markas Besar Departemen Pertahanan AS di Pentagon. Namun, seminggu sebelum deadline penandatangan kontrak dengan Pentagon, Adryan dihubungi tim sukses calon wakil presiden RI Hatta Rajasa. Dia diminta membantu Hatta memenangkan pilpres lalu. ’’Namun, ketika saya kembali ke Indonesia, ternyata tim Pak Hatta lebih memilih melakukan kampanye dengan cara konvensional dan belum banyak aware dengan kampanye melalui media sosial. Saya pun nggak jadi ikut tim Pak Hatta,’’ ungkap pria masih suka membujang itu. April lalu, ketika berada di Melbourne, Australia, untuk keperluan bisnis, pria yang pernah menjadi drumer band Mulan Jameela tersebut mendadak ditelepon tim sukses Jokowi-JK. Dia diminta menjadi digital personal adviser. Tidak butuh waktu lama, Adryan menyanggupi tawaran tersebut. ’’Tugas saya tiap pagi pukul 05.30, saya ngobrol dengan Pak Jokowi. Lalu, pukul 08.00 berangkat. Ikut kampanye Pak Jokowi. Ada 55 kota dalam 35 hari yang saya kunjungi dengan bapak (Jokowi) untuk kampanye. Tapi, bapak selalu nggak mau naik pesawat pribadi. Dia lebih memilih naik pesawat komersial biar bisa berbaur dengan penumpang umum,’’ tutur pembina Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Cabang Depok itu. Setiap hari sebelum berangkat mendampingi Jokowi berkampanye, Adryan bekerja di kamar pribadinya yang berisi 20 monitor. Monitor-monitor tersebut mampu mendeteksi apa saja pembicaraan yang terjadi di seluruh dunia. Dengan sebuah tools yang diciptakan sendiri, Adryan mampu mendapatkan informasi apa saja yang berkaitan di dunia luar. Informasi tersebut lalu disampaikan kepada Jokowi sebagai bahan kampanye. ’’Misalnya, kita mau kampanye ke Margonda. Lalu, saya cari di media sosial apa saja yang terjadi di Margonda selama sejam terakhir atau bahkan seminggu terakhir. Lalu, saya infokan ke bapak. Info itu juga saya kasihkan ke teman-teman wartawan,’’ jelasnya. Menangkis kampanye hitam yang ditujukan kepada Jokowi-JK termasuk menjadi prioritas pekerjaan Adryan. Sebab, tools tersebut juga bisa mendeteksi percakapan soal kampanye hitam. ’’Bila mendapat keterangan tentang kampanye hitam, biasanya saya infokan ke wartawan. Wartawan bisa tanya langsung ke bapak sehingga bisa memperoleh jawaban langsung dari bapak,’’ tuturnya. Adryan mengungkapkan, selama dirinya mendampigi Jokowi berkampanye, isu kampanye hitam yang paling banyak dideteksi adalah seputar agama dan kewarganegaraan Jokowi. Tidak hanya dengan Jokowi, Adryan juga selalu berinteraksi dengan keluarga Jokowi, termasuk sang ibu, untuk mendapat fakta yang sebenarnya. Setelah fakta-fakta tersebut terkumpul, Adryan langsung mem-broadcast melalui BBM kepada lebih dari 1.000 relawan Jokowi di seluruh Indonesia. Hal itulah yang disebutnya titik kunci solidnya kerja sama dalam tim sukses Jokowi-JK. Soal bayaran, Adryan mengaku tidak dibayar Jokowi-JK. Tetapi, seluruh kebutuhannya selama mendampingi pasangan tersebut ditanggung tim sukses. Kini, selepas tidak mendampingi kampanye Jokowi, Adryan kembali berfokus menjalankan bisnis di bidang online. Padahal, berkat kemampuannya yang mumpuni tersebut, Adryan sempat ditawari menjadi staf ahli di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Namun, dia lebih memilih berwirausaha dan mengembangkan bisnisnya yang sejak lama dirintis. Sebab, selain bekerja kantoran dinilai menyita banyak waktu, dia mengungkapkan bahwa menjadi digital entrepreneur memberikan income yang berlebih. Per bulan, dia mampu menghasilkan Rp 2 miliar hingga Rp 15 miliar. ’’Penghasilan itu kebanyakan dari company-company saya sendiri. Sekarang saya sedang melihat potensi wisata di Garut yang sangat besar. Saya mulai membuka usaha di sana,’’ tuturnya. Kini Adryan memiliki 11 vila dan 38 resor yang beroperasi di Garut. Selain itu, ada 55 showroom mobil yang dikelola melalui laman mobilgarut.com. Bukan hanya itu, Adryan yang kini berupaya mendapat beasiswa S-3 dari Universitas Indonesia tengah memprakarsai Wirausaha Pelajar Indonesia. Gerakan tersebut merupakan pembinaan kewirausahaan bagi pelajar di seluruh Indonesia. ’’Saya berharap gerakan ini menarik minat para pelajar untuk belajar berwirausaha,’’ tandas Adryan. (*/c5/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: