Demo Jokowi, 7 Mahasiwa Diamankan

Demo Jokowi, 7 Mahasiwa Diamankan

\"P1000601\" BENGKULU, BE – Demo sejumlah mahasiswa Bengkulu yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bengkulu Bersatu (AMBB), menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) saat kedatangan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), Rabu (26/11) pagi, dibubarkan oleh aparat kepolisian. Bahkan 7 orang mahasiswa sempat diamankan di Mapolres Bengkulu oleh pihak kepolisian. Diantaranya 5 orang mahasiswa Universitas Bengkulu (Unib) yang tergabung dalam AMBB serta aktivis Liga Mahasiswa Nasional Demokratik (LMND), ditambah 2 orang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Menurut Kapolres Bengkulu, AKBP Ardian Indra Nurita SIK, mahasiswa tersebut hanya diamankan, bukan ditangkap. Pasalnya, berdasarkan instruksi Kapolda Bengkulu, tidak boleh ada aksi unjuk rasa selama kedatangan Presiden Jokowi. Apalagi, unjuk rasa mahasiswa tidak ada surat pemberitahuan 3 hari sebelum unjuk rasa. “Mereka hanya kami amankan, tidak kami tangkap. Setelah membuat surat perjanjian dan diberikan arahan, mereka sudah bisa pulang ke rumah masing-masing,\" ujar Kapolres via telepon. Data dihimpun BE, 5 orang mahasiswa dari AMBB itu diantaranya, Yusuf (22), Romadona (20), Akur Utama (20), Minal (22), dan Saleh Armadi (22). Sedangkan 2 orang mahasiswa dari HMI adalah Acep dan Edwin Rianto. Lima orang mahasiwa Unib tersebut diamankan ketika sedang berorasi di depan Masjid Jamik sekira pukul 10.30 WIB. Selain mengamankan mahasiswa, polisi juga menyita 1 unit kamera digital, miniatur keranda dan megaphone atau toa. Sementara 2 mahasiswa dari HMI diamankan di simpang Stadion Sawah Lebar, sebelum sempat orasi. Setelah diamankan, para mahasiswa ini diperiksa Kasat Intel selama lebih kurang 2  jam. Setelah dimintai keterangan dan melengkapi data serta surat perjanjian, mahasiswa diperbolehkan pulang. Mahasiswa Sampaikan 4 Tuntutan Di sisi lain, meski aksi mereka dibubarkan, para mahasiswa AMBB yang terdiri dari BEM Unib, UMB, IAIN, dan Unihaz serta LMND ini sempat menggelar orasi dan menyampaikan tuntutan mereka melalui pernyataan sikap. Diantaranya menolak kenaikan harga BBM, Terbitkan Perpu untuk menghapus Perpu UU Migas No 22 tahun 2001, benahi transportasi publik dan massal untuk mendorong pengguna kendaraan pribadi dan meminta Joko Widodo mundur jika tidak bisa merealisasikan tuntutan mahasiswa tersebut. Sementara itu, koordinator lapangan, Yusuf Kurniawan, mengatakan, sebelum melaksanakan aksi demo ini mereka telah menyampaikan surat izin ke kepolisian. Aksi ini merupakan salah satu wujud ekspresi mahasiswa menantang langkah yang diambil Jokowi menaikan harga BBM. \"Kami menolak kenaikkan BBM, karena menurut kami menaikkan BBM untuk menekan APBN bukan solusi yang tepat. Sebab banyak solusi lain yang dapat diambil oleh pemerintah. Separuh dari APBN itu digunakan untuk operasional pegawai, kalau memang presiden pro-rakyat kenapa bukan itu yang dipangkas, kenapa harus BBM yang malah akan menyengsarakan rakyat,\" kata Ketua BEM Unib ini. Aksi mahasiswa ini diawali di kampus Unib dan rombongan langsung bergerak menuju kampus UMB. Bertolak dari kampus islami tersebut, mahasiswa berjalan kaki menuju Jalan Soprapto dengan menggotong keranda kecil berwana putih sembari menyuarakan \"BBM Naik, Jokowi Turun\". Setiba di depan masjid jamik, rombongan langsung dikepung oleh 2 pleton Sabhara Polres Bengkulu. Sebanyak 5 orang mahasiswa yang berusaha meneruskan aksi langsung diamankan.(cw4/135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: