Gas Naik, Warung Makan Ikut Naik
ARGA MAKMUR, BE - Kenaikaan harga gas elpiji 12 kilogram (Kg) membuat pemilik usaha kuliner dan warung makan di Bengkulu Utara (BU) mengeluh. Pasalnya, masalah tersebut menyebabkan meningkatnya biaya produksi usaha tersebut. Menyikapi masalah tersebut, sejumlah pedagang berencana menaikkan harga dagangan mereka. Tapi, ada pula sebagian yang masih bertahan pada harga lama. Roni, salah seorang penjual Nasi Padang di Arga Makmur mengaku kecewa dengan kenaikan harga gas LPG tersebut, lantaran kenaikan ini dinilai terlalu mendadak tanpa adanya sosialisasi. \"Kita orang kecil ini yang bingung, kalau harga dinaikkan, nanti pelanggan banyak yang protes, kalau tidak dinaikkan gak dapat untung,\" tuturnya. Ditambahkannya, untuk saat ini pihaknya belum menaikkan harga Nasi padang yang ia jual, untuk nasi bungkus sambal ayam potong masih dibandrol dengan harga Rp 15 ribu per bungkus. Porsinya pun masih seperti porsi lama. Namun, untuk kedepannya pihaknya belum tahu apakah akan menaikkan harga jual atau tidak, yang jelas untuk saat ini belum ada. \"Biasanya pakai gas 12 Kg ini tahan untuk satu minggu,\" ujarnya. Jika harga gas di eceran Rp 130 ribu, kata Roni, itu sudah sangat tinggi. Untuk pindah ke gas 3 Kg, ia enggan, karena gas bersubsidi tersebut bukan diperuntukkan untuk pemilik usaha tapi rumah tangga. \"Nanti, mungkin harga tetap, tapi porsi berkurang, tapi kalau ada komplein dari pelanggan, kita akan coba naikkan harga,\" imbuhnya. (927)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: