Ekspose Penggelapan Sapi, Anggota Poktan Dipecat
MANNA, BE – Toni (35), warga Desa Jeranglah Rendah, Manna harus menerima konsekuensi akibat mengekspose dugaan penggelapan sapi oleh Ketua Kelompok Tani Serantap Jaya. Akibat menyampaikan dugaan penggelapan sapi itu, dirinya pun dipecat dari anggota kelompok. Bahkan sapi yang sudah diserahkan kepadanya , diambil oleh ketua kelompok untuk diserahkan kepada orang lain. “Karena saya menceritakan adanya dugaan penggelapan dan penipuan sapi bantuan oleh ketua kelompok, saya dipecat, “ kata Toni. Menurut Toni, dirinya tidak menjadi soal dipecat. Akan tetapi dirinya menuntut uang yang diserahkannya sebesar Rp 1 juta untuk dikembalikan lagi kepada dirinya. Sebab sudah menyerahkan uang kepada kelompok tersebut. “Dengan pemecatan ini, saya minta uang yang saya setor, Rp 1 juta dikembalikan,” ucap Toni. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan (BS), Ir Wika Gatot Subroto sangat menyesalkan adanya kisruh masalah bantuan sapi tersebut. Hanya saja sambung dia bantuan sapi itu langsung dari Dinas Peternakan Provinsi, sedangkan pihaknya hanya sebagai perantara saja. “Itu bantuan Provinsi, kami hanya pendampingan saja,” ujarnya. Terkait adanya setoran uang Rp 1 juta dari anggota kelompok kepada ketua kelompok tani, Wika pun mempertanyakannya. Sebab untuk mendapatkan bantuan pihak dinas tidak pernah meminta uang dari kelompok tani. Selain itu adanya pernyataan adanya jatah orang Dinas Pertanian BS dari bantuan sapi juga dibantahnya. “Kalau ada jatah pejabat di Dinas Pertanian dari bantuan sapi itu, sebutkan siapa orangnya sehingga bisa saya panggil,” ucapnya. Sebab setiap bantuan murni diserahkan kepada kelompok tani untuk peningkatan kesejahteraan warga. Terkiat turunnya bantuan sapi tersebut ke kelompok tani, Wika juga mengaku tidak tahu. Sebab Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu tidak berkoordinasi dengan pihaknya. “Kalau bantuan turun kami tidak tahu, sebab Dinas Peternakan Provinsi tidak berkoordinasi dengan kami, kami tahu bantuan sudah turun setelah laporan masyarakat,” ungkap Wika. Sementara Ketua Kelompok Tani Serantap Jaya, Minudi saat dipanggil Kepala Dinas Pertanian BS, kepada BE membenarkan dirinya sudah memecat Toni dari keanggotaan kelompok tani. Hal itu dilakukan setelah melalui rapat kelompok tani. “Memang Toni kami pecat sesuai hasil musyawarah kelompok. Tetapi bukan karena informasi yang disampaikannya ke media, ia dipecat karena tidak mau bekerja sama dengan kelompok,” ucap Minudi. Terkait permintaan uang Rp 1 juta, Minudi pun siap mengembalikannya ke Toni. Sebab , uang yang ditarik dari anggota itu untuk membuat proposal, serta membeli kebutuhan pemeliharaan ternak. “Uang yang kami tarik dari anggota itu pemanfaatannya jelas, bukan kami gunakan untuk kepentingan pribadi pengurus,” ujar Minudi. Terkait jumlah ternak, diakuinya bantuan sebanyak 24 ekor, kemudian 9 ekor diserahkan ke anggota untuk uji coba dipelihara di rumah anggota, sisanya dikandangkan di tempat karantina. “Kalau yang kami serahkan ke anggota itu sebagai uji coba, jika mereka mampu silakan dipelihara jika tidak serahkan ke kelompok untuk dipelihara bersama-sama,” terangnya. Enggan Berkomentar Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Bengkulu, Irianto Abdullah saat dikonfirmasi BE melalui telepon selularnya enggan berkomentar banyak. Irianto bahkan menuding informasi mengenai bantuan sapi yang diduga ditilep tersebut tidak benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. \"Lain kali saja kalau mau konfirmasi, itu berita tidak benar,\" ketus Irianto sambil memutuskan pembicaraan.(369/400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: