Kabut Asap Mulai Menipis, Bengkulu Waspadai 28 Titik Api
BENGKULU, BE - Meski kabut asap mulai menipis, namun warga masyarakat Provinsi Bengkulu diimbau untuk tetap mewaspadai munculnya 28 titik api. Sebab, selama musim kemarau, kebakaran hutan di beberapa wilayah diprediksikan masih akan terus terjadi. \"Kemarin kita pantau masih ada 28 titik api yang harus diwaspadai. Masyarakat terus kami imbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan pada musim kemarau, karena selain dapatĀ menyebabkan kebakaran hutan juga menimbulkan kabut asap,\" kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Ir Risman Sipayung, kemarin. Sejauh ini, instansinya terus melakukan pemantauan kebakaranĀ hutan di seluruh kawasan hutan Bengkulu yang rawan terbakar dengan menempatkan sejumlah personel polisi kehutanan (Polhut). Langkah ini diambil agar bilamana ada titik api yang berasal kebakaran hutan dapat langsung dipadamkan, sehingga tidak menyebar ke hutan yang ada disekitarnya. \"Pernah ada titik api yang pernah ditemukan di wilayah Bengkulu namun sudah padam. Sementara asap yang kita hirup saat ini berasal dari provinsi tetangga. Kalau masyarakat ada melihat asap atau kebakaran hutan, segera laporkan kepada kami atau instansi pemerintah lainnya sehingga api bisa langsung dipadamkan,\" sampainya. Senada diungkapkan Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd. Meski ia mengakui kabut asap ini cukup menganggu kesehatan dan aktifitas penerbangan di Bengkulu, namun ia memastikan turunnya hujan dalam beberapa waktu belakangan ini membuat kabut asap terus menipis. \"Sejak dari Bulan PRB (Penanggulangan Resiko Bencana) kemarin, kita memang mewanti-wanti adanya titik api dari Bengkulu. Tapi sejauh ini belum ada. Karena memang kita tidak punya lahan gambut. Kalau pun nanti ada titik api, kita akan berupaya menanganinya dengan hujan buatan atau cara lain,\" ungkapnya. Ia pun mengimbau kepada warga masyarakat Bengkulu untuk terus senantiasa menjaga stamina tubuh. Menurutnya, meningkatnya jumlah kunjungan pasien di tempat-tempat layanan kesehatan tidak semata-mata berasal dari kabut asap yang terjadi saat ini. \"Seperti penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) itu bukan hanya bersumber dari asap. Bisa jadi itu karena jalanan berdebu atau, maaf, mungkin karena mengkonsumsi jajanan pasar yang kurang higienis. Tapi kalau asap ini terus berlanjut dan mulai mengancam kesehatan masyarakat, kita nanti akan mengambil kebijakan khusus untuk menanggulangi,\" demikian Junaidi. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: