Anang Meninggal, Keluarga Sepakat Tolak Lakukan Visum
SETIAP orang pernah berbohong walaupun dengan alasan sebagai bohong putih. Tapi, tahukah bahwa berbohong bisa berimbas pada munculnya masalah kesehatan. Beberapa studi menemukan bahwa orang yang berbohong mengalami masalah dengan kesehatan mentalnya yang kemudian menjalar pada penurunan kesehatan fisik. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Notre Dame menemukan bahwa orang yang berbohong minimal satu kali dalam seminggu diketahui mengalami sakit kepala, insomnia hingga radang tenggorokan. Dari 110 orang relawan yang dilibatkan dalam studi juga ditemui bahwa mereka memiliki tingkat stres yang cukup tinggi. Mereka diketahui berbohong setelah dilacak menggunakan alat pendeteksi kebohongan. \"Analisis secara statistik ini menunjukkan bahwa meningkatnya hubungan dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kebohongan yang diungkapkan. Semakin sedikit kebohongan maka semakin tinggi pula peningkatan kesehatan,” kata Profesor Lijuang Wang, seperti dilansir laman Care2, Senin (29/9). Sementara itu sebuah studi menemukan bahwa seseorang berbohong setiap hari sebanyak 2 hingga kali per 10 menit. Studi juga menemukan bahwa minimal orang akan berbohong sehari sekali. Dalam studi dikatakan bahwa masalah bukan hanya terletak pada jumlah dan kandungan isi kebohongan. Orang yang berbohong, apalagi untuk menutup kebohongan lain, mengalami peningkatan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuhnya. Inilah yang menjadi cikal menurunnya kesehatan fisik dan mental. Stres yang tidak mampu dikendalikan mengakibatkan penderitanya sulit tidur, pegal, gangguan denyut jantung, pusing hingga imunitas yang menurun drastis. Orang jadi mudah terserang penyakit. Sebaliknya, kejujuran justru mampu mengendalikan hormon stres dan meningkatkan hormon bahagia seperti oksitosin. Orang yang dominan jujur memiliki mental dan fisik yang lebih sehat. (fny/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: