Harga Anjlok, Toke Karet Ngeluh
BENTENG, BE - Harga karet makin merosot tajam dari harga Rp 7 ribu/kilogram. Bahkan sekarang sudah turun ke harga Rp 6.000/kilogram. Soal anjloknya harga tersebut, tidak hanya membuat petani mengeluhkan. Tetapi toke atau penampung yang menyalurkan ke pabrik juga stres. Pasalnya banyak yang tidak balik modal dan karet yang dibeli dengan harga mahal sebelumnya. Diakui Buyung Imlan (43), toke di Kecamatan Pematang Tiga yang membawa karet ke Pabrik wilayah Bukit Angkasa Makmur (BAM). Harga di pabrik tertinggi Rp 9 ribu per kilogram, karet dibawa pakai mobil banyak biaya tidak balik modal. “Stress gara-gara harga karet turun total ini dan murah sekali. Biasanya menjual ke pabrik dapat harga Rp 13 ribu per kilogram,” akunya. Buyung menambahkan, jika karet yang dibawa dari wilayah Pematang Tiga, sangat kecil untung yang diterima. Karena setelah masuk kawasan jalan lintas, beberapa titik dipungut retribusi dan hingga jasa penimbangan di pabrik. “Membawa karet 1 ton, kita tidak bisa mwmbawa pulang uang Rp 500 ribu. Banyak sekali biaya hingga karet ini terjual di pabrik,” imbuhnya. Mestinya kata Buyung, naiknya harga BBM bisa sebanding dengan harga karet dan dapat dijual dengan harga mahal. Tapi kenyataannya, biaya operasional mobil karet bertambah, malah karet yang dijualbelikan ke pabrik murah. “Pantas saja warga biasa dan petani karet mengeluh. Kami toke juga tidak dapat untung menjual karet ke pabrik karena murah,” tutupnya.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: