Tabot Bukan Pasar Rakyat
BENGKULU, BE - Sekretaris Umum Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) Bencoolen, Heryandi Amin, meminta agar Pemerintah Kota dapat menata dengan baik pasar rakyat yang selalu muncul dalam perayaan tabot. Ia menegaskan, tabot merupakan momentum ritual tradisi dan kebudayaan warga masyarakat Bengkulu, bukan momentum pasar rakyat. \"Sebagai penyelenggara, tentunya besar harapan kami tabot tidak dicemarkan dengan hal-hal yang berbau komersil. Apalagi kalau semua aturan hukum dilanggar seperti pendirian lapak di jalanan. Kami berharap pemerintah dapat menindak tegas seluruh oknum yang melanggar aturan,\" katanya. Ia juga mengkritisi adanya pesta rakyat. Menurutnya, pesta rakyat dalam event penyelenggaraan tabot membuat festival tahunan tersebut menjadi hambar makna dan relevansi. \"Tanpa pesta rakyat, sebenarnya tabot tetap akan berjalan dan meriah. Kalau pun tetap ingin diadakan, pemerintah harus mempunyai cara agar bagaimana penyelenggaraannya dapat tertib dan jauh dari kesan amburadul. Mari kita memberikan kesan baik kepada para wisatawan yang datang untuk menyaksikan tradisi dan kesenian dengan tenang,\" ungkapnya. Ia juga berharap pemerintah dapat menjaga aset-aset wisata sejarah dan budaya yang ada di Kota Bengkulu bebas dari tenda-tenda dan lapak-lapak pedagang. Menurutnya, banyak ritual tabot mengalami kendala yang cukup serius ketika dilaksanakan ditengah lokasi ritual dipadati oleh warga yang melakukan transaksi jual beli. \"Siapa pun yang diberikan tanggung jawab untuk menyelenggarakan tabot, tentunya berharap penyelenggaraan itu meriah. Tapi kalau situasinya dibiarkan seperti tahun-tahun yang lalu, sampai kapan pun tabot tidak akan meriah,\" ketusnya. Secara umum, Hery melanjutkan, KKT Bencoolen sepenuhnya siap untuk melaksanakan ritual tabot pada 25 Oktober 2014 mendatang. Sejumlah lembaga kesenian yang berada di bawah naungan KKT, imbuhnya, mulai melakukan sejumlah rangkaian latihan agar dapat tampil maksimal ketika event peringatan meninggalnya cucunya Nabi Muhammad SAW tersebut diselenggarakan. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu, Drs H Bujang HR MM, merasa tidak keberatan dengan usul tersebut. Ia mengakui bahwa penataan bazar ketika pelaksanaan tabot tidak terencana dengan baik. Penataan tata ruang penyelenggaraan tabot akan dikoordinasikan di kemudian hari. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: