KKT Bencolen Minta PAD Tabot Dihapus
BENGKULU, BE - Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) Bencoolen berharap Pemerintah Kota Bengkulu dapat menghapuskan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penyelenggaraan tabot. Pasalnya, ditetapkannya target PAD dalam penyelenggaraan tabot tersebut dinilai dapat merusak citra event tabot sebagai pagelaran budaya. \"Kalau target PAD masih dijadikan sebagai patokan penyelenggaraan tabot, berarti pemerintah masih lebih mementingkan sisi komersil daripada sisi kebudayaan. Selama ini penyelenggaraan tabot selalu dikotori oleh tenda-tenda pasar yang merusak keindahan festival tabot itu sendiri. Padahal tabot ini bukan ajang cari PAD, tabot ini adalah momentum ritual kita bersama,\" ujar Sekretaris Umum KKT Bencoolen, Heryandi Amin, kepada BE, kemarin. Ia menjelaskan, pembersihan festival tabot dari semua sisi komersil harus dilihat sebagai upaya dari usaha maksimal melestarikan tradisi dan budaya tabot itu sendiri. Bila penyelenggaraan tabot dapat berjalan maksimal, KKT Bencoolen meyakini pendapatan daerah Kota Bengkulu akan meningkat secara siginifikan dengan sendirinya dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bengkulu. \"Bayangkan lapak bertebaran hampir diseluruh sudut panggung utama tabot. Tenda-tenda dan lapak itu bahkan hingga menutup banyak sekali cagar budaya kita seperti Tugu Thomas Parr dan Benteng Malborough yang seharusnya tampak indah di malam hari. Padahal kalau tabot ini meriah dan wisatawan yang melihat puas, pemerintah sudah mendapatkan untung yang banyak dari transportasi, penginapan dan seluruh uang yang tamu-tamu kita keluarkan selama menikmati festival tabot,\" urainya. Hery menegaskan, KKT Bencoolen siap untuk mengundurkan diri dari penyelenggaraan festival tabot bilamana penyelenggaran tabot tahun ini kembali terganggu kemeriahannya dengan adanya tenda-tenda pedagang yang menutup cagar budaya Kota Bengkulu. Ia menuding, sejak lama sebenarnya telah melakukan tindak pidana dengan menempatkan pedagang di beberapa titik yang sebenarnya menjadi cagar budaya yang dilindungi. Dikonfirmasi, Kepala Dinas Periwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bengkulu, Drs H Bujang HR MM, mengatakan, pemerintah tidak mungkin menghapus target PAD dalam pengelolaan tabot. Hanya saja, saat ini pemerintah belum menghitung berapa besaran target PAD dari penyelenggaran festifal tahunan tersebut. \"Tapi kalau masalahnya lapak, tentunya nanti akan kita tata dengan apik. Yang jelas tidak bisa kita abaikan adanya pasar dan bazar karena itu merupakan bagian dari upaya kita untuk menumbuhkan ekonomi kreatif dari sarana pariwisata yang kita miliki. Kalau memang masalahnya terkesan amburadul, nanti akan kita rapikan,\" demikian Bujang. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: