PNS Dicoret dari Daftar Peserta Salat Berhadiah
BENGKULU, BE - Jemaah salat Zuhur berjamaah berhadiah terus berkurang. Rabu kemarin (10/9) merupakan kali ke-31 salat ini digelar tanpa putus. Dan untuk bisa memenangkan undian umroh, hanya tinggal menyisakan 9 minggu lagi. Saat ini hanya tersisa 103 orang saja calon pemenangnya. Karena sebanyak 48 orang yang berprofesi sebagai PNS dicoret dari kepesertaannya. Panitia program salat berhadiah, Ustad Syafri mengatakan, pada pelaksanaan salat ke-31 ini, tercatat dari 155 peserta, 4 orang tidak hadir, mereka adalah honorer Bansos. Dari jumlah itu kemudian dikeluarkan sebanyak 48 PNS yang tercatat sebagai peserta, karena PNS dinyatakan tidak berhak menang dalam program salat berjamaah ini. Soal kenapa tidak diperbolehkan, Ustad Syafri mengaku tidak tahu dan menyerahkan sepenuhnya pada panitia di Pemerintahan Kota. Terlambat, Dicoret Pantauan BE kemarin, ada yang berbeda dari pelaksanaan salat berjamaah sebelumnya. Dua orang perempuan peserta salat berhadiah mendatangi panitia, Ustad Syafri. Keduanya adalah Koriyati dan Gusnovianti, warga Jalan Iskandar, Kelurahan Tengah Padang, Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Keduanya dinyatakan batal mendapatkan hadiah umroh persembahan pemerintah kota Bengkulu karena datang terlambat. Kepada jurnalis, Koriyati mengaku dirinya tengah haid sehingga tidak mengikuti salat berjamaah. Namun ia tetap datang ke masjid dan mengantarkan adiknya Gusnovianti untuk ikut salat berjamaah dan mengumpulkan fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk) ke panitia program salat berjamaah. Hanya saja ia terlambat memasukkan KTP, karena saat itu salat berjamaah telah dimulai. Pun begitu adiknya yang memiliki keterbelakangan mental ini tetap melaksanakan salat berjamaah. \"Saya sedikit terlambat karena harus mengurus dan memandikan adik saya dulu. Dia itu memiliki kekurangan mental,\" jelas Koriyati sambil menangis tersedu-sedu di hadapan panitia. Sambil menangis, Koriyati meminta kebijakan pada panitia untuk tetap menerima foto copy KTP-nya, dan tetap diperbolehkan ikut dalam tahapan selanjutnya. \"Saya baru kali inilah saya terlambat, saya minta tolong foto copy KTP ini bisa diterima,\" pintanya. Sayangnya apa yang diharapkan Koriyati dan adiknya pupus.Panitia program salat berjamaah ini tetap berkeras dan tidak menerima bukti foto copy dan memasukkan nama Koriyati dan adiknya Gusnovianti dalam daftar kepesertaan. \"Peserta dipersilakan memasukkan foto copy KTP sebelum pelaksanaan salat berlangsung, peserta harus melakukan salat berjamaah dan ikut takbiratul ikhram, hampir setiap minggu hal itu kita sampaikan. Kita tidak bisa menerima, karena ini juga bisa tidak adil bagi peserta lainya,\" tegas Ustad Syafri. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: