PPS Akfar untuk Kreatifitas Mahasiswa
BENGKULU, BE - Pengenalan program studi (PPS) yang digelar oleh Akademi Farmasi (Akfar) Al Fatah yang dituding memberatkan siswa, dibantah oleh pihak kampus. Direktur Akfar Al Fatah, Agung Giri Samudera MSc mengatakan, pelaksanaan PPS itu bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa calon apoteker itu. Mengenai masalah biaya untuk atribut PPS yang mencapai Rp 200 ribu, pihaknya juga memberikan klarifikasi. Biaya PPS itu dinilai wajar karena merupakan perguruan tinggi swasta. \"Bisa dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta lainnya soal biaya itu,\" kata Agung, kemarin. Ditambahkannya, kegiatan PPS itu mendidik calon mahasiswa untuk lebih kreatif dan meningkatkan inovasi. Sebelum menempuh pendidikan, diberikan petunjuk-petunjuk terlebih dahulu untuk mahasiswa baru tersebut. Apabila mahasiswa baru tersebut tidak mengerti dan memahami, karena itulah biaya PPS yang mereka keluarkan besar. \"Tapi, kalau mereka mengerti dan paham, maka biaya yang dikeluarkan tidak terlalu membebani,\" jelasnya. Misalnya, siswa disuruh membawa petai 8 biji, bagi yang tidak mengerti dengan kalimat perintah, maka akan membawa petai sebanyak 8 papan. \"Bagi anak farmasi mereka sudah mengerti akan hal itu. Tapi untuk anak SMA mungkin kurang memahami,\" ujarnya. Itu salah satu materi yang diberikan melalui petunjuk untuk penalaran mahasiswa. Menurutnya, pelaksanaan PPS tidak ada yang memberatkan. Mahasiswa baru tidak menjalani Ospek di tengah lapangan. Tapi, mahasiswa baru melakukan Ospek didalam ruangan ber-AC. Seperti laboratorium komputer, kimia, dan laboratorium lainnya. Kegiatan PPS selama 3 hari itu, lebih banyak kedalam bentuk pemberian materi kepada mahasiswa baru. \"Hal ini bertujuan sebagai bekal mahasiswa baru ini dalam memasuki dunia kampus dan tidak terlalu canggung dengan ilmu farmasi, khususnya bagi yang latar pendidikannya bukan dari farmasi,\" paparnya. Materi-materi yang diberikan, diantaranya tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang langsung disampaikan oleh Direktur Akfar Al Fatah. Materi ini lebih mengenalkan mahasiswa baru tentang bagaimana peraturan-peraturan yang ada di perguruan tinggi. Selain itu ada pula materi dari Devi Mutia tentang pokok-pokok pendidikan dan pengajaran. Materi tentang peran dan tanggung jawab profesi oleh Dinas Kesehatan. Peran dan tanggung jawab Tenaga kefarmasian oleh Balai POM dan materi terakhir tentang Napza dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Dengan pemberian materi ini, tentu saja mahasiswa baru akan lebih memahami tentang prodi Farmasi sebelum memasuki pembelajaran di kelas. Akfar Al Fatah memang mendidik seluruh mahasiswanya, menjadi seorang tenaga farmasi yang handal nantinya setelah lulus kuliah. Serta ikut membangun Provinsi Bengkulu, khususnya dalam bidang ilmu kefarmasian. (927)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: