SBY Merasa Ditekan Parpol dan Media Naikkan BBM

SBY Merasa Ditekan Parpol dan Media Naikkan BBM

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku merasakan tekanan atau desakan luar biasa kepada pemerintahan yang ia pimpin sekarang ini agar segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

\"Tekanan ini boleh dikatakan luar biasa, boleh dikatakan dari kalangan parpol tertentu dan media konvensional tertentu dan juga sejumlah pihak,\" aku SBY dalam program wawancara khusus \"Isu Terkini\" yang disebarluaskan lewat Youtube, Jumat (29/8).

SBY mengingatkan, waktu ia hendak mengawali jabatan presiden tahun 2004, dia tidak pernah mendesak pemerintahan yang ada (saat itu pemerintahan Megawati Soekarnoputri) untuk segera menaikkan harga BBM.

\"Padahal dulu (tahun 2004) gap (ketimpangan)-nya jauh sekali antara harga yang disubsidi  dengan harga keekonomian,\" terang SBY

Namun, SBY mencoba memahami mengapa ia terus dipaksa untuk menaikkan BBM. Yang ia tangkap, hal itu didesak untuk menekan defisit. Namun alasan itu baginya kurang tepat, karena pemerintahan yang ia pimpin sudah melakukan banyak langkah untuk menekan defisit.

\"Tahun lalu BBM dinaikkan, tahun ini kami naikkan harga listrik, menaikkan bahan bakar gas, pemotongan anggaran, itu semua untuk kurangi defisit,\" kata SBY.

\"Dan jangan lupa, setiap kami usulkan menaikkan BBM, selalu ditolak DPR. Sejumlah fraksi tak setuju. Alasannya, inflasi naik dan kemiskinan membengkak. Justru kenapa sekarang kami dipaksa menaikkan harga BBM? Tidakkah itu menaikkan kemiskinan dan membebani masyarakat?\" ucap SBY. Menurut SBY, kalau ia menaikkan lagi harga BBM pada tahun ini maka beban rakyat terlalu berat.

\"Kasihan mereka (rakyat),\" tegasnya. (ald/rmo/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: