BPNB Padang Seminar Adat Bengkulu

BPNB Padang Seminar Adat Bengkulu

BENGKULU, BE - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, melalui Balai Pelestarian  Nilai Budaya (BPNB) Padang, menggelar seminar hasil penelitian \"Peran Kelembagaan Adat Dalam Pelestarian Budaya di Kota Bengkulu\".  Seminar ini digelar di Hotel  Ananda, Kota Bengkulu dan diikuti sejumlah  tokoh adat, dengan menghadirkan 3 narasumber, yakni  Ketua BMA Kota Bengkulu, Drs HS Effendi MS,  H Azi Ali Tjasa SH MH, dan Andri Heriyanto SH MH. Dalam kesempatan itu Ketua BMA, Drs HS  Effendi MS sangat mengapresiasi program tahunan yang dilakukan dari  BPNB Padang.  \"Kami mengucapkan terima kasih karena Kota Bengkulu dipercaya sebagai lokasi penelitian dari program yang digelakkan BPNB Padang,\" katanya. Pimpinan Tri Mandiri Sakti itupun menegaskan,  dengan penelitian lembaga adat ini, akan banyak hal yang bisa terkuak kebenaranya dan tersosialisasikan.  Sehingga dari tulisan yang ada saat ini  akan direvisi bersama, dengan melibatkan tokoh adat di Bengkulu dan melibatkan para pakar akademisi dan pakar adat dari Padang.   \'\'Kita juga telah membentuk  Forum Koordinasi Group Diskusi,\" katanya. Sementara ketua koordinator penelitian  dari BPNB Padang yang juga sebagai penyaji, Refisrul yang diamini rekannya Yulisman menuturkan, Bengkulu menjadi salah satu  provinsi yang menjadi bagian kawasan kerja BPNB-Padang, selain Sumatera Selatan dan Sumatera Barat.  Dan Bengkulu dinilai daerah yang memiliki kajian  historis terbanyak. Di Kota Bengkulu, kelembagaan adat yang telah dikenal sejak dahulu adalah Rajo Penghulu dan kemudian Badan Musyawah Adat (BMA) yang terbentuk kemudian atas dasar kesepakatan antara pemerintah dengan pemuka masyarakat. Keberadaan lembaga-lembaga adat tersebut ditegaskan atau diperkuat oleh Pemerintah Kota Bengkulu dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2003 tentang Pemberlakuan Hukum Adat Kota Bengkulu. \"Penelitian ini dasarnya, kami ingin melihat bagaimana peran lembaga adat di kota ini, dan  harapan saya  masyarakat dapat melestarikanya, jangan sampai adat ini tereliminier dari trend saat ini,\" kata Refisrul. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: