Stok BBM Hanya Sampai Desember
BENGKULU, BE - Antrean panjang truk hingga kendaraan roda mulai terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di Bengkulu. Bahkan beberapa sopir mengaku telah mengantre selama 24 jam lebih akibat kosongnya stok solar yang ada di SPBU Rawa Makmur. Saat dikonfirmasi, PT Pertamina wilayah Bengkulu menerangkan, antrean tersebut terjadi karena pihak pertamina melakukan penjatahan supply bahan bakar minyak (BBM), baik jenis solar maupun premium. Pembatasan stok tersebut bertujuan agar stok BBM yang ada sekarang bisa bertahan hingga 31 Desember 2014mendatang. \"\"Sesuai dengan kebijakan pusat, supply BBM harus dibatasi. Stoknya sebenarnya masih banyak tapi harus dibatasi. Kalau tidak, maka tidak akan cukup hingga akhir Desember mendatang,\" ungkap Junior Sales E Retail Wilayah Bengkulu PT Pertamina (Persero), Sigit Wicaksono dikonfirmasi BE, kemarin. Selain meminta agar masyarakat tidak panik, Sigit juga menyarankan agar masyarakat membeli BBM non subsidi. Pasalnya, kuota BBM non subsidi tidak dibatasi dan masih seperti biasa. Selain itu, dia juga menyarankan agar pengguna kendaraan bermotor menggunakan pertamax atau pertamina dex saja. \"Untuk masyarakat mungkin bisa membeli BBM non subsidi saja, karena untuk BBM non subsidi ini tidak dijatah,\" pungkasnya. Terpisah, Kepala SPBU Corporate Owned Corporate Operated (COCO) Rawa Makmur, Junaidi Hermanto mengaku ada kenaikan penjualan BBM jenis pertamina dex. Diungkapkannya, pada hari biasanya penjualan pertamina dex hanya terjual 100 - 200 liter perhari. Namun dengan penjatahan BBM kali ini, penjualan pertamina dex meningkat hingga 200 persen. \"Kenaikannya cukup signifikan, biasanya hanya terjual 100 hingga 200 liter tapi sekarang mencapai 400 hingga 500 liter perharinya,\" singkatnya. Seperti dilansir sebelumnya, kuota BBM secara nasional dikurangi dari 48 juta kiloliter ke 46 juta kiloliter. Berdasarkan perhitungan Pertamina, jika tidak dilakukan pembatasan pemakaian BBM bersubisi, maka diperkirakan untuk premium akan habis pada pertengahan Desember 2014, sedangkan untuk solar bakal habis pada awal Desember 2014. Pertamina mengurangi penyaluran BBM jenis premium sampai 5 persen. Sedangkan untuk solar kuotanya dikurangi sampai 15 persen. Sementara itu, pemerintah tidak berencana menambah kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, pemerintah tidak akan menganulir kebijakan pengendalian BBM bersubsidi di beberapa wilayah. Jero menjelaskan, penambahan kuota BBM bersubsidi hanya akan menambah berat beban keuangan negara. ”Mestinya tidak ada kenaikan kuota. Karena sudah disepakati tidak ada tambahan,” katanya. Dalam APBN Perubahan 2014, kuota BBM bersubsidi ditetapkan 46 juta kiloliter (kl) atau berkurang 2 juta kl dibanding jatah di APBN 2014 sebesar 48 juta kl. Jero menuntut kesadaran masyarakat, terutama dari kalangan mampu, agar tidak membeli BBM bersubsidi. Dia mengimbau pemilik mobil pribadi tidak membeli premium atau solar bersubsidi. ”Orang-orang yang menengah ke atas jangan ikut antre premium atau solar bersubsidi. Ini kan sebenarnya jatah angkot. Orang kaya yang tetap menggunakan BBM bersubsidi berarti tidak punya empati terhadap masyarakat miskin dan kendaraan umum,” tuturnya. Politikus Partai Demokrat itu tak menampik bahwa antrean pembelian BBM di SPBU memang merupakan dampak kebijakan pengendalian penggunaan BBM bersubsidi.(609)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: