3 Kabupaten Jadi Basis ISIS
BENGKULU, BE - Beredarnya informasi Bengkulu menjadi salah satu pusat pergerakan Islamic State fo Iraq dan Syria (ISIS) menjadi perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Bahkan, Pemprov langsung melakukan rapat terbatas (Ratas) dengan Komunitas Intelijen Daerah (Kominda). Sayang, rapat yang digelar di Gedung Daerah sekitar Pukul 15.00 WIB ini berlangsung tertutup. Usai rapat tertutup tersebut, Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah SAg, membenarkan rapat Kominda tersebut guna membahas penyebaran ISIS di Provinsi Bengkulu. Disampaikannya, rapat tersebut guna menindaklanjuti dugaan adanya jaringan ISIS di 3 kabupaten Provinsi Bengkulu. \"Rapat ini membahas tentang pergerakan ISIS yang diduga ada di Bengkulu,\" kata Junaidi, dikonfirmasi via BBM, kemarin malam. Namun, dia menyampaikan untuk hasil rapat belum bisa dipublikasikan karena masih akan dibahas lebih lanjut oleh beberapa pihak lainnya. \"Saya tidak lama ikut rapat, jadi untuk hasilnya belum bisa dipublikasikan karena masih sama pihak Kesbangpol. Tadi ada dari Dishubkominfo juga yang hadir,\" pungkasnya. Data terhimpun, ada 3 kabupaten di Bengkulu yakni Kabupaten Bengkulu Utara, Kaur, dan Rejang Lebong, yang dijadikan basis pergerakan jaringan kelompok ISIS. Bahkan, di beberapa lokasi tersebut juga menjadi tempat latihan kelompok terlarang ini. Kepolisian Daerah Bengkulu hingga saat ini terus berupaya untuk mengantisipasi menyebarnya jaringan yang diduga cabang dari Al-qaida ini. Razia rutin juga akan segera dilaksanakan untuk menghambat pertumbuhan oraganisasi ini. Kajari Bengkulu,Wito SH MHum menerangkan siap membantu penyelidikan terkait keberadaan ISIS di Bengkulu. Disampaikan Wito, dia akan mengerahkan tim intelejen Kejari untuk membantu pengungkapan keberadaan organisasi terlarang yang mengancam eksistensi Pancasil dan NKRI tersebut. \"Sesuai dengan Tupoksi Kejaksaan pada Pasal 30, kami secara otomatis siap membantu mengungkap hal-hal yang mengancam keamanan dan ketertiban dalam berbangsa dan bernegara,\" tegas Wito. Pasalanya, pria berdarah Surabaya sangat tidak sepakat adanya ISIS di Indonesia, terlebih lagi jika ada di wilayah kekuasaannya. \"\"Kami siap membantu kepolisian untuk mendeteksi keberadaan ISIS ini sejak dini agar tidak berkembang dan membahayakan NKRI di kemudian hari,\" singkatnya. Sementara itu Polda Bengkulu ikut melakukan penyelidikian adanya dugaan anggota jaringan ISIS di Provinsi Bengkulu. Polda Bengkulu mendalami dugaan-dugaan yang berkembang mengenai keberadaan anggota jaringan ISIS di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi. Diungkapkan Kapolda seluruh lapisan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaannya agar keradaan kelompok-kelompok lembaga yang dapat mengancam keutuhan NKRI dapat diantisipasi sejak dini. \"Kita masih mendalami, sebab harus tahu jaringan yang mana dulu, sebab itu sifatnya individual bukan masyarakat Bengkulu tetapi oknumnya masyarakat Bengkulu,\" tegas Kapolda Bengkulu Brigjend Pol Tatang Somantri, kemarin (6/8). Meskipun demikian Kapolda mengatakan masyarakat Provinsi Bengkulu harus meningkatkan kewaspadaanya agar kejadian satu tahun lalu tidak terulang kembali. Karena adanya pelaku terorisme yang masuk ke wilayah hukum Polda Bengkulu tanpa diketahui. \"Kita sudah punya pengalaman satu tahun lalu, pelakunya di Bengkulu tetapi orangnya orang Tasik. Jadi kalau ada orang baru yang menginap, menumpang atau menetap dilingkungan masyrakat, segera melapor satu kali dua belas jam dan satu kali 24 jam wajib lapor,\" kata Kapolda. Jendaral bintang satu ini mengungkapkan penanggulangan masalah teroris ataupun isu ISIS yang berkembang saat ini bukan hanya tanggung jawab Polri untuk mengantisipasinya. Permasalahan ini merupakan tanggungjawab bersama seluruh lapisan Kamtibmas di Provinsi Bengklu. \"Mudah-mudahan saya bilang saya sudah menyampaikan imbauan untuk masyarakat semuanya miliki daya tangkal. Apapun yang berkaitan dengan masalah merongrong NKRI, merah putih dan sebagaianya saya bilang lawan, cegah tangkal sedini mungkin sehingga tidak menjadi suatu virus. Itukan paham radikal, ya harus disikapi dengan seluruh komponen bukan hanya Polri,\" tegasnya. Kapolda juga mengharapkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat, Tokoh Masyarakat, Tokoh agama lintas sektoral, Pemerintah Daerah untuk turun bersama menyikapi permasalahan ini (ISIS). Agar kondisi kamtibmas yang kondusif di Provinsi Bengkulu selama ini tetap terjaga dan acaman gangguna dari kelompok-kelompok atau orang-orang yang bertujuan tidak baik untuk keutuhan bangsa dapat diantisipasi secapat mungkin. Dengan seluruh lembaga terkait menjalankan tugas dan fungsinya terkait permasalahan ISIS, maka peluang orang-orang atau anggota jaringan ISIS serta kelompok lainya masuk ke \'Bumi Rafflesia\' dapat dicegah oleh pihak pemerintah terkait. Sehingga paham-paham radikal tidak dapat mempengaruhi masyarakat Bengkulu untuk mengikuti ajaran suatu kelompok tersebut. \"Sifat antisipasif waspada harus ditingkatkan, pengalaman tahun lalu ada pelaku yang kebetulan dari Bengkulu tetapi orangnya orang Tasik masyarakat jangan sampai lengah setiap ada orang asing yang tinggal menginap atau menetap di lingkungannya,\" terang Kapolda. Menurut Kapolda untuk mengantisipasi keberadaan jaringan ISIS di Bengkulu, Polda Bengkulu telah menginstruksikan seluruh Polres jajaran agar melakukan pendalaman mengenai keberadaan kelompok jaringan pro Irak tersebut. \"Polres-polres sudah saya intruksi untuk medalami dan melaksanakan antisipasi,\" tutur Kapolda. Kabar yang diperoleh BE terkait dengan keberadaan anggota ISIS di Provinsi Bengkulu Badan Nasional Penangulangan Teroris (BNPT) Pusat melakukan rapat koordinasi di Bengkulu. Rapat dilakukan terkait dengan adanya anggota ISIS yang berasal di Provinsi Bengkulu. \"Sifatnya koordinasi saja, kan BNPT itu ada Polri, Jaksa dan Pemerintah serta lembaga berwengan lainya. Nanti saya tanya hasilnya,\" sebut Kapolda. (320/609)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: