Pangkas Honorer RSMY
BENGKULU, BE - Banyaknya karyawan yang berstatus honor di Rumah Sakit M Yunus Bengkulu, membuat rumah sakit ini kewalahan untuk membayar gajinya. Terbukti, hingga saat ini RS tersebut selalu diklaim mendapatkan keuntungan besar dari masyarakat yang berobat, namun tidak mampu untuk membeli peralatan-peralatan penunjang pengobatan. Untuk itu, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Mukhlis SP menyarankan agar manajemen RSMY untuk melakukan pemangkasan. Karena banyaknya tenaga honorer juga tidak menjamin pelayanan akan menjadi baik. \"Tidak ada jalan lain, kecuali memangkas para honorer itu,\" tegas Mukhlis. Menurutnya, pemangkasan jauh lebih baik dari mempertahankan para honorer hingga menjadi beban berat bagi rumah sakit. Mengingat para honorer itu sendiri tidak begitu dibutuhkan tenaganya, karena rata-rata para honorer itu hanya tamatan DIII atau S1 kesehatan, bukan tenaga teknis seperti dokter spesialis. \"Mengenai titipan pejabat, kalau memang tenaganya dibutuhkan, ya silakan dipertahankan. Kalau hanya membantu saja, lebih baik diperhitungkan kembali,\" terangnya. Di sisi lain, ia juga menyarankan untuk melakukan seleksi ulang jika memang dibutuhkan sekaligus sebagai langkah untuk mengurangi beban rumah sakit. \"Miris kita, rumah sakit sebesar itu sebagian pendapatannya hanya habis untuk operasional. Seharusnya rumah sakit itu tidak perlu lagi mengharapkan bantuan dari APBD karena pendapatan mereka sudah besar,\" tegasnya. Di bagian lain, Plt Sekda Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM menyatakan kondisi karyawan yang overload tersebut serba sulit. Namun menurutnya, pemangkasan bisa saja dilakukan tergantung keinginan Direktur Utamanya. \"Kalau karyawan yang PNS memang tidak bisa diapa-apakan lagi, kecuali ada rumah sakit lain yang menampungnya. Sedangkan karyawan yang berstatus honorer bisa saja dipangkas, jika Dirutnya mau,\" kata Sumardi. Ia sendiri mengaku tidak bisa mengintervensi, mengingat yang mengangkat dan memberi SK kepada honorer itu adalah Dirut, bukan gubernur ataupun Sekda. \"Kalau pun ada titipan, meskinya sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak menjadikan overload,\" tutupnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: