Pedagang Pasar Subuh Tolak Pindah

Pedagang Pasar Subuh Tolak Pindah

\"RIO-PETUGASBENGKULU, BE - Pedagang Pasar Subuh di ruas Jalan KZ Abidin II menolak rencana Pemerintah Kota Bengkulu yang ingin memindahkan lokasi berjualan mereka ke Pasar Baru Koto II Kampung Cina, Kota  Bengkulu. Pedagang menolak dipindahkan karena pedagang menilai pemerintah hanya mengabulkan keinginan investor mendirikan Pasar Minggu Square (PMS) di lokasi tersebut, bukan semata-mata ingin menata kota seperti dijelaskan pemerintah dalam sosialisasi akhir-akhir ini.

\"Kami tidak mau pindah ke Pasar Baru Koto, bagaimana pun caranya kami akan tetap berjualan di Pasar Subuh ini,\" kata salah seorang pedagang ayam potong, Nurahman (56), kemarin.

Ia mengatakan, hingga saat ini informasi bahwa semua pedagang akan dipindahkan ke Pasar Baru Koto sudah diketahui semua pedagang, bahwa spanduk yang berisi waktu pemindahan pun telah terpasang di lokasi pasar tersebut. Namun hal itu tidak akan menyurutkan niat pedagang untuk bersatu melawan kebijakan pemerintah yang  mementingkan pengusaha yang hanya bertujuan mencari keuntungan tersebut.

\"Kami tetap akan menantang, karena demi pengusaha Cina  yang tidak memberikan kontribusi kepada daerah itu membuat  pemerintah rela menggusur kami. Padahal kami ini berjualan hanya mencari sesuap nasi untuk menghidupkan anak dan istri kami,\" sampainya.

Selain itu, pedagang juga beralasan bahwa Pasar Barukoto II jauh dari pusat kota, dan lokasinya pun lebih sempit dibandingkan dengan Pasar Subuh di Jalan KZ Abidin II saat ini.  Serta pedagang tersebut akan kehilangan pelanggan sehingga harus mencari pelanggan dari awal. \"Ya sudah jelas kami akan kehilangan pelanggan, dan tidak menutup kemungkinan pembeli lebih memilih berbelanja di Pasar Panorama, di bandingkan ke Pasar Barukoto,\" terangnya.

Senada juga disampaikan pedagang Sembako lainnya, Siburian Pakpahan. Pria asal Medan ini mengaku sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pedagang lainnya terkait rencana pemindahan pada 17 Desember mendatang.

\"Intinya kami akan bersatu melawan anggota Satpol PP saat akan menggusur kami, jika masih juga mungkin kami akan menggelar aksi ke kantor walikota,\" ancamnya.

Ia mengungkapkan pada dasarnya pedagang siap untuk mengikuti aturan pemerintah, seperti pengaturan jam berjualan namun peraturan tersebut juga harus berimbang, jangan rakyat kecil seperti pedagang yang terus menjadi korban.

\"Katanya pemerintah pro rakyat dan pro pedagang, kalau kami benar-benar dipaksakan untuk pindah, berarti  pemerintahan Sumardi lebih buruk dari walikota sebelumnya,\" tandasnya. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: