PSK Dolly Huni Ekslokalisasi
BENGKULU, BE - Penutupan lokalisasi Dolly di Kota Surabaya, ternyata membawa imbas bagi Kota Bengkulu. Banyak pekerja seks komersil (PSK) eks lokalisasi Dolly, yang hijrah ke Bengkulu dan kini menghuni eks lokalisasi Pulau Baai. Hal ini terpantau saat puluhan personil gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu bersama pihak Kelurahan Kampung Melayu dan Polsek Kampung Melayu melakukan pembinaan terhadap PSK di kawasan RT 8 Kelurahan Sumber Jaya, kemarin. Pantauan BE, kawasan Ekslokaliasi RT 8 Kelurahan Sumber Jaya mengalami penambahan penduduk. Rata-rata para pendatang baru ini berusia 22 hingga 28 tahun. \"Saya memang sempat di Dolly, Tapi disana sekarang sudah sepi. Semula saya mau ke Palembang. Tapi kata teman enak di Bengkulu karena belum ramai. Makanya saya putuskan disini dan berharap bisa menabung uang lagi disini,\" kata Riri (25), salah satu PSK asal Bandung. Ketua RT 8 Kelurahan Sumber Jaya, M Edi Yusuf, membenarkan adanya banyak penghuni baru di ekslokalisasi di Pulai Baai. Ia berujar, para pendatang baru umumnya berasal dari Jawa Timur, Bandung dan Lampung. \"Memang habis penutupan Dolly di Surabaya disini agak lebih ramai. Tapi kalau berapa orang yang dari Dolly kami juga belum tahu datanya. Mereka datang ke sini kebanyakan langsung menghuni tanpa lapor RT. Ke depan kami siap ikut serta menertibkan,\" paparnya. Data terhimpun, kawasan RT 8 Kelurahan Sumber Jaya dihuni oleh sekitar 500 warga. Ada 87 Kepala Kelurga (KK) yang resmi memiliki identitas di kawasan ini. Kepala Satpol PP Kota Bengkulu, Jahin Liha Bustami SSos, mengatakan, kedatangan mereka untuk menertibkan kawasan ekslokalisasi.\"Sementara ini kita data dulu dan kita berikan pengertian. Selama bulan puasa, mereka dilarang merokok sembarangan, menggunakan pakaian mini, menyalakan musik dengan volume tinggi dan melakukan transaksi seksual. Kalau ada kita tindak,\" kata Jahin. Dia menjelaskan, pihaknya akan selalu berupaya untuk menghentikan adanya praktik perbuatan maksiat yang terjadi di kawasan ini. Namun upaya tersebut akan dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dengan menutup Dolly. \"Tadi memang banyak kami temukan banyak yang tidak mempunyai KTP. Dan rata-rata ada juga yang hanya punya keterangan identitas biasa. Tempat ini akan terus kita pantau agar menghentikan aktifitas maksiat yang dilarang oleh Perda kita,\" ungkapnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: