Kasus Narkoba 400 %
BENGKULU, BE - Kasus narkoba di Kota Bengkulu setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh di Kepolisian resort (Polres) kota Bengkulu, yang disampaikan staf ahli walikota, Ir Dirwan Ar dalam pembukaan Sosialisasi Penyalahgunaan narkoba yang digelar di LPMP kota Bengkulu, menyebutkan jumlah kasus narkoba ditahun 2010 ada sebanyak 1 kasus dengan 25 tersangka, pada tahun 2011 meningkat sebanyak 31 kasus dengan 48 tersangka, tahun 2012 sebanyak 22 kasus dengan 31 tersangka dan tahun 2013 jumlah kasus narkoba naik 400 persen atau ditemukan sebanyak 48 kasus dengan 71 tersangka. Tingginya angka tersebut, membuat pemerintah kota Bengkulu melalui tenaga tehnisnya Badan Narkotika Nasional kota Bengkulu, melaksanakan berbagai kegiatan P4GN baik yang bersifat pencegahan, dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melakukan rehabilitasi terhadap korban/pecandu bekerjasama dengan RSJKO, serta pemberantasan jaringan narkoba di kota Bengkulu. \"Jika program tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka dampak bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotka dapat diberantas, \" bebernya. Hal yang sama diungkapkan,Kabid Pencegahan BNN Provinsi Bengkulu, Suraidah SSos menyebutkan peningkatan penggunaan narkoba di Bengkulu cukup tinggi, terlebih Bengkulu termasuk daerah memproduksi zat berbahaya jenis Ganja. \"Ada 3 Kabupaten yang memproduksi Ganja, Seluma, Kaur dan rejang Lebong, \" katanya.Tak hanya itu, kasus Inhalansia atau ngelem dikalangan anak-anakpun cukup marak, ini menjadi perhatian dikalangan sekolah. Bahan zat aditifnya kerap dihirup anak-anak, dan ini sangat membahayakan dan mengancam pertumbuhan generasi yang akan datanga.\" Ngelem bisa menyebabkan los generation,\" katanya. Inhalansia, sangat mudah terjadi jika tidak ada pengawasan semua pihak, karena bahan ngelem selain mudah didapat didukung dengan harga yang relatif murah. Saat ini BNN bekerjasama dengan pemerintah kabupatan/kota dalam melakukan pencegahan dan perehabilitasian terhadap pecandu narkoba, rehabilitasi itu dilakukan baik secara medis maupun sosial. \"Saat ini kurangnya kesadaran masyarakat atas bahaya narkoba. Kemudian, cenderung takut untuk membuat laporan bila diketahui ada keluarga pengguna narkoba,\" tukasnya. Disisi lain, Ketua Panitia Syaiful Anwar SPd MM menegaskan, sosialisasi penyalahgunaan narkotika melibatkan ratusan peserta terdiri dari guru, pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan Mahasiswa. Dengan kegiatan ini, diharapkan peran masyarakat, khususnya pelajar, guru dan mahasiswas memahami dan mengetahui dampak negatif bahaya penyalahgunaan narkoba bagi diri sendiri, dan orang lain.Selanjutnya para peserta dapat menularkan pengetahuan narkoba ini kepada teman lainya dilingkungan sekolah. Dan jika ditemukan indikasi pengguna narkoba, dibutuhkan untuk merespons dan melaporkan adanya indikasi penggunaan narkoba. Salah satunya, jika ada keluarga terindikasi kecanduan narkoba hendaknya segera melaporkan agar bisa dilakukan rehabilitasi, harapnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: