Asyik Rawat Boneka Mirip Manusia

Asyik Rawat Boneka Mirip Manusia

\"211101_332992_boneka_mirip_manusia\"SURABAYA – Emma dan Yoon sedang menikmati kebersamaan dengan penuh cinta di Supermall Surabaya Convention Center (SSCC) Sabtu (7/6). Setelah tiga bulan bersama di Bandung, keduanya akan berpisah dalam waktu yang cukup lama. Emma akan kembali ke rumahnya di Jogjakarta.

Cuplikan kisah asmara Emma dan Yoon tersebut merupakan cerita boneka Jepang milik Dina Haris, 30, dan Joan, 38. Namanya Ball-Joint Doll (BJD). Boneka tersebut mirip manusia. Berkarakter dan berekspresi. Boneka tersebut juga memiliki sendi di setiap bagian tubuhnya seolah benar-benar hidup. Rambut ala Jepang, pakaian, sepatu, hingga aksesori menempel di tubuh boneka tersebut.

Ya, BJD saat ini memang banyak digandrungi pencinta anime Jepang di Indonesia, khususnya Surabaya. Dalam Anime Cultural Indonesia (AniCult) kemarin, para anggota Indonesia Doll Community (Idollc) berkumpul. Mereka membawa koleksi-koleksi BJD dengan karakter kostum beragam.

Misalnya, Dina dan Joan. Dua perempuan tersebut memang pencinta BJD. ’’Kalau dulu kan boneka Barbie. Sekarang BJD lebih menarik,’’ ujar Dina. Sudah tiga tahun ini dia menyukai BJD.

Keunikan boneka yang satu ini adalah bisa disesuaikan dengan karakter pemilik. Mulai kostum, aksesori, hingga make-up. Harganya pun tidak murah. Minimal harus merogoh kocek Rp 2 juta hingga Rp 20 juta. Kostumnya pun mahal, sekitar Rp 1 juta. ’’Sebagai kolektor BJD, harga kadang tidak terasa. Yang penting seneng,’’ ujarnya.

Menurut perempuan asal Bandung tersebut, memiliki boneka Jepang dengan harga yang relatif mahal tersebut sangat mengasyikkan. Sebab, boneka-boneka mirip manusia itu bisa dibikin cerita khusus dengan sesama kolektor lainnya. Cerita tersebut dibuat dalam bentuk fotografi dan diabadikan di jejaring sosial seperti Facebook. ’’Pose boneka-boneka ini bisa diubah sesuka hati,’’ tambahnya.

Bahkan, untuk sesama kolektor, mereka juga tidak ragu untuk saling mengirimkan boneka untuk dijadikan momen bersama koleksi boneka lainnya. Seperti cerita Emma dan Yoon (boneka milik Dina dan Joan), boneka tersebut dikirim dari Jogjakarta ke Bandung. ’’Sudah tiga bulan di rumah saya. Baru kali ini ketemu dan akan kembali ke rumahnya,’’ ceritanya.

Lain Dina, lain pula Rendy Agustinus Halim. Pria asal Surabaya tersebut menjadi kolektor BJD mulai dua tahun ini. Hobinya mengumpulkan BJD tersebut seiring dengan kecintaannya di dunia fotografi. Melalui boneka-boneka dengan karakter mirip manusia itu, dia bisa menghasilkan banyak karya yang menarik. Terakhir, dia membeli BJD Rp 14 juta. ’’Bagus difoto. Kita mau ubah dengan pose apa saja yang kita inginkan, sangat bisa. Lebih gampang dibanding foto orang,’’ ujarnya.

Kehadiran perusahaan boneka dari Korea dan Jepang dalam ajang AniCult tersebut memang menarik perhatian para kolektor BJD. Boneka itu dibuat bukan dari bahan plastik, melainkan resin. Yaitu, dibuat dengan cetakan silikon yang relatif mahal. Boneka tersebut juga banyak menjadi kolektor cosplayer. Mereka menenteng BJD yang dibuat dengan karakter yang sama dengan tokoh yang dikenakan. (ayu/c5/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: