Siswa di Benteng Sandera Mobil Kepsek
BENTENG, BE - Setelah SMAN 3 Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) yang didemontrasi oleh para wali murid, terkait banyak yang tidak lulus, maka kemarin, giliran di SMAN 5 Benteng yang terjadi aksi serupa. Hanya saja, di SMAN 5 itu, didemo oleh siswanya sendiri baik mulai kelas VIII, IX dan X terkait belum diberikannya baju seragam muslim. Padahal, siswa sudah dipungut dana sebesar Rp 200 ribu/siswa sejak 1 tahun lalu, tepatnya pada saat tahun ajaran baru lalu. Puncak kekesalan siswa itu, dituangkan dengan melakukan aksi, dengan menghadang jalan pintu gerbang masuk menuju sekolah dan menyandera mobil kepala sekolah (kepsek) yang terletak di Desa Karang Tinggi Kecamatan Karang Tinggi tersebut. \"Coba bapak bayangkan, sudah 1 tahun kami menunggu baju seragam olahraga itu,\" ungkap salah-satu siswa bernama Cahyono, kemarin. Menurutnya, siswa sudah kesal dengan sikap sekolah yang selalu menunda - nunda untuk membagikan baju seragam muslim itu. Bahkan, saat ini sudah akan memasuki tahun ajaran baru namun seragam muslim yang dijanjikan belum juga kunjung diberikan. Setiap ditanya kepada pihak sekolah, siswa selalu mendapatkan jawaban jika baju seragam muslim itu sedang dalam proses penjahitan. Akan tetapi, jika sudah satu tahun tidak juga diberikan, warga menuding kepsek yang bermain karena tidak menyetorkan seluruh uang penjahitan pakaian ke tempat tukang jahit. \"Kalau uang upahnya tidak disetorkan maka sampai kapanpun proses penjahitan baju seragam muslim itu tidak akan selesai,\" ujarnya. Sementara itu, Kepala SMAN 5 Benteng, Daprion SPd mengaku akan membagikan baju seragam itu paling lambat tanggal 10 Juni mendatang. Karena saat ini proses penjahitan baju seragam muslim itu tengah berjalan dan baru selesai setengah. Sehingga, jika dipaksakan akan dibagikan maka akan menimbulkan persoalan baru dengan alasan dituding bersikap tidak adil. \"Jika tanggal 10 Juni nanti, baju tidak juga saya bagikan maka saya sanggup dicopot dari Kepala SMAN 5 Benteng ini,\" tegasnya. Dijelaskannya, untuk memastikan jika baju seragam muslim itu tengah dijahit maka pihak sekolah membawa anak - anak siswa ke tempat penjahitan yang berada di Kota Bengkulu. Sehingga siswa dapat mendengarkan langsung penjelasan dari pihak penjahit yang ditunjuk. \"Nanti siswa yang akan mendengarkan langsung penjelasan dari penjahit yang kita tunjuk untuk menjahit baju seragam muslim tersebut,\" jelasnya. Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Benteng, Acrawi, SPd sangat menyayangkan pihak sekolah yang belum juga memberikan baju seragam muslim tersebut. Apalagi uang untuk biaya menjahit baju muslim itu sudah diambil dari siswa sejak 1 tahun yang lalu. Terkait hal itu, pihaknya akan memanggil pihak SMAN 5 Benteng agar mempercepat menyerahkan baju seragam muslim itu kepada siswa bersangkutan. \"Masa sekolah tidak bisa menyelesaikan persoalan itu,\" katanya. Pantauan BE di lapangan, aksi yang dilakukan siswa SMAN 5 itu dimulai dari pukul 11.00 WIB hingga ke pukul 12.00 WIB. Para siswa kompak mengikat kepalanya dengan menggunakan dasi yang dikenakan pada seragam sekolahnya. Aksi siswa itu meredam setelah pihak sekolah memanggil perwakilan siswa untuk masuk ke ruangan kepsek guna mendengarkan penjelasan dari pihak sekolah terkait yang menjadi objek tuntutan siswa tersebut. Kemudian, perwakilan siswa langsung diajak ke penjahit yang berada di Kota Bengkulu sehingga siswa lain berhenti melakukan aksi tersebut. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: