Lima Tahun Irigasi Dibiarkan Jebol
PONDOK KUBANG, BE - Irigrasi Sungai Hitam atau lebih dikenal sungai senawar di Desa Linggar Galing Kecamatan Pondok Kubang sudah sekitar 5 tahun terakhir jebol dan dibaitkan begitu saja, tak kunjung diperbaiki. Akibatnya, sawah seluas 250 hektare yang dialiri air bendungan senawar tersebut terancam dialih fungsikan oleh petani. Karena, kondisi irigasi itu terbengkalai, tidak ada upaya perbaikan dari pemerintah dan dinas terkait, banyak petani memilih tidak turun tanam. \" Kalau irigasi tidak diperbaiki, bagaimana petani mau turun tanam,\" ujar Kepala Desa Linggar Galing, Saparmandi. Menurutnya, irigrasi itu andalan ratusan petani sawah Linggar Galing dan Srikuncoro Blok 7. Saat debit air teratur mengaliri sawah, seluruh sawah seluas 250 hektare dibuka dan ditanam, hasil yang didapatkan para petani melimpah ruah. “Sejak jebol, debit air masuk ke sawah tidak teratur,” terangnya. Kades menjelaskan, ada beberapa petani yang tetap ngotot membuka lahan sawah tersebut, tapi karena hasil panen tidak sesuai dengan target, program turun tamam tidak dilanjutkan lagi. Sebagian lagi pemilik lahan memutuskan untuk alihfungsi menanam sawit, karena hasilnya jangka panjang dan tidak terlalu sulit. “Dipaksa tanam padipun, hasilnya tidak maksimal,” jelasnya. Dikatakannya, kerusakan bendungan irigrasi itu sudah sering disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum, Distanhutbun dan Pemerintah Daerah Benteng. Tetapi, tidak ada tindaklanjut untuk melaksanakan perbaikannya. “Sayang sekali, ratusan hektare sawah tidak teraliri air, gara-gara irigrasi jebol, harapan perbaikan sangat minim didapatkan,” katanya. Saparmandi menunjukkan kerusakan di lokasi, pada beton pinggiran pintu air irigrasi berlubang dan sudah ditutup dengan memakai terpal. Sementara pintu air sendiri sudah rusak mesinnya, termasuk badan bangunan pintu air sudah banyak berlubang, tanah tergerus mengikuti aliran sungai senawar. “Lihat sendiri, rusak dan terbengkalai irigrasi ini,” tegasnya. Warga Desa Linggar Galing, M Yadi, menegaskan, kerusakan pintu air irigrasi itulah jadi keluhan para petani. Sudah 5 tahun debit air masuk ke sawah tidak teratur, sementara saat musim kemarau tidak ada air masuk sawah. “Masalah ini jadi masalah serius, tetapi sayangnya perhatian pemerintah yang sangat minim, sudah banyak mengeluh kerusakan ini,” tutupnya. Kadis Pertanian, Perkebunan dann Kehutanan benteng, Durani Usman, SPi mengatakn pembngunan irigasi itu diusulkan di APBD-P atau APBD tahun 2015. Karena sudah diusulkan tapi dicoret di DPRD. Selain itu akan dicarikn solusinya dengan melobi ke Pemerintah RI. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: