Pemasangan Bio Elektrik Meluas
BENGKULU, BE - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu semakin gencar melakukan sosialisasi dan pemasangan bio elektrik dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi gas dan listrik. Setelah melakukan pemasangan di beberapa titik di tahun 2013 lalu, 5-10 Mei kemarin, BLH Provinsi Bengkulu bekerjasama dengan Pusat Penelitian Telemek LIPI Bandung kembali melakukan pemasangan bio elektrik pemanfaatan limbah. Kali ini setidaknya ada 3 daerah yang menjadi sasarannya, yakni di Kelurahan Bumi Ayu, Kota Bengkulu, di Desa Karang Jaya Kecamatan Selubu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dan di Desa Tangsi Duren Kecamatan Kebawetan Kepahiang. Kepala BLH Provinsi Bengkulu, H Iskandar ZO SH MSi melalui Kasi Kerusakan Lingkungan, Voltesen MH mengungkapkan, pemasangan bio elektrik di tiga titik memiliki kapasitas gas dan listrik yang dihasilkan dua kali lipat dari pemasangan sebelumnya. \"Digester yang kita gunakan kali ini berkapasitas 5 meter kubik, sedangkan sebelumnya hanya 2,5 meter kubik,\" kata Voltesen. Dari 5 meter kubik tersebut mampu menghasilkan gas untuk memenuhi kebutuhan sekitar 10 hingga 15 unit rumah dengan menggunakan kompor gas standar yang sudah dimodif teknisi. Selain itu, juga dapat digunakan penerang lampu listrik seperti listrik yang dihasilkan PLN. \"Selain menyiapkan kompor gas, hasil dari penguapan limbah kotoran sapi itu juga dapat menjadi tenaga listrikn atau dapat menghidupkan mesin genset tanpa bahan bakar,\" akunya. Voltesen menjelaskan, selama ini kotoran sapi hanya digunakan untuk pupuk, namun dengan adanya bio elekterik tersebut menjadi multi fungsi, bahkan air dari olahan dalam digester itu merupakan pupuk yang bagus. \"Berdasarkan penelitian, air limbah yang keluar dari digester sangat bagus untuk pupuk cair. Jika selama ini kotoran sapi harus dibiarkan dingin dulu beberapa bulan, namun limbah olahan itu langsung bisa digunakan dan langsung bisa diserap oleh tanaman,\" paparnya. Selain itu, lanjutnya, tujuan lainnya adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh kotoran dan memasak menggunakan kayu api dan mengeluarkan asap yang cukup banyak. \"Kita komitmen mendukung program pemerintah pusat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemanasan global,\" tuturnya. Dengan sudah dibangunnya bio elektrik dibeberapa kabupaten/kota tersebut, pihaknya berharap agar hal yang sama juga dilakukan pemerintah kabupaten/kota melalui BLH-nya masing-masing. Karena pemasangan bio elektrik tersebut memiliki manfaat yang cukup banyak, namun biaya yang harus dikeluarkan cukup kecil. \"Modalnya untuk digester 5 kubik hanya Rp 23 juta, sudah lengkap, ada genset yang dimodifikasi, kompor, dan tunggu 1 bulan langsung bisa digunakan. Dan kotoran yang bisa dimandaatkan bukan hanya kotoran sapi, tapi kotoran manusia sangat bagus,\" imbuhnya. Bukan hanya pemerintah daerah, ia juga mengaku perorangan pun mampu untuk membangunnya dengan meminta bantuan teknisi Puslit Telemek LIPI Bandung. \"Harapan kami, pengembang perumahan juga bisa membangun septic tank komunal, sehingga kotorannya bisa digunakan untuk bahan baku bio elektrik. Manfaatnya jelas, tidak perlu lagi membeli gas untuk memasak,\" pungkasnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: