Menara Kembar hingga 272 Anak Tangga

Menara Kembar hingga 272 Anak Tangga

Dari Tour Gratis Malaysia Persembahan Walikota dan Ketua KNPI Kota Bengkulu (4)

\"4\"Rombongan pemenang tour gratis Malaysia juga menyambangi menara kembar Petronas.

Rasanya belum afdol ke Malaysia jika belum berfoto di menara yang menjadi gedung tertinggi di dunia dari tahun 1998 sampai tahun 2004.

Tak hanya itu saja,

para pemenang tour gratis juga berkesempatan mengujungi gua batu kapur yang menjadi lokasi ibadah umat Hindu di negara tersebut.

===============

SUHERDI,

KUALA LUMPUR ===============

Menara kembar Petronas masuk daftar yang wajib kami kunjungi. Soalnya, bangunan ini menjadi ikonnya Malaysia. Seperti Patung Merlionnya Singapura, Patung Libertynya Amerika atau Menara Eifelnya Prancis. Saking semangatnya ingin mengunjungi bangunan tersebut, dalam rencana awal kunjungan akan dilakukan hari pertama tiba di Malaysia. Mengambil suasana malam hari.

Menara tersebut menjelma menjadi dua gadis kembar yang berhiaskan permata berkilauan. Lampu-lampu yang menghiasinya tampak kontras dengan pekatnya malam.

Apalagi informasi yang kami dapatkan pada malam hari di taman Suria KLCC  yang berada di bawah menara tersebut ada atraksi air atau dancing water. Air yang berada di kolam taman Suria KLCC itu dibuat seakan-menari dengan diiringi musik dan cahaya lampu laser yang berwarna-warni. Pertunjukan itu pun hanya berlangsung 4 menit saja dimulai pukul 21.00 waktu setempat.

Sayangnya niat itu pun terpaksa kami urungkan. Lantaran hari pertama tiba, semua pemenang merasa keletihan. Jadilah acara malam pertama di Malaysia kami habiskan beristirahat di hotel. Pun demikian, kunjungan menara kembar tetap diwujudkan.

Tepatnya di hari kedua kunjungan. Usai keliling Kuala Lumpur dengan menggunakan bus Hop On Hop Off, kami berhenti tepat di halte depan Suria KLCC. Menara kembar Petronas langsung terlihat menjulang.

Sebelum tiba di area menara kembar Petronas, ternyata harus menyusuri gedung Suria KLCC. Barang-barang yang dijual di sini dilihat dari penampakannya mahal-mahal. Walaupun tertera “SALE” besar-besar di dinding kacanya, tetap saja kami memilih tidak masuk. Sadar diri, jadi hanya melihat-lihat saja.

Kami fokus pada tujuan awal. Mencari lokasi strategis untuk berfoto dengan latar menara kembar. Lantas pemandangan kami pun terpaku dengan danau buatan dengan latar belakang gedung-gedung pencakar langit. Di sinilah ternyata lokasi dancing water pada malam hari. Dan di sini pula lokasi yang strategis untuk berfoto.

Dengan sigap, semuanya pun mencari moment dan pose masing-masing. Tentunya kami menyempatkan untuk berfoto bersama. Hanya saja, untuk mendapatkan latar menara yang utuh kami harus berjalan agak jauh.

Sebenarnya pengunjung diberikan kesempatan untuk menaiki menara kembar Petronas dan masuk ke Sky Bridge, jembatan yang menghubungkan kedua menara tersebut. Namun tiket yang disiapkan setiap harinya hanya 1.600 saja. Antrean dibuka sejak pukul 06.00 waktu setempat. Namun biasanya sekitar pukul 08.00 waktu setempat, tiket sudah ludes. Sementara kami tiba di lokasi sudah pukul 11.00 waktu setempat. Yah, sudahlah kami harus puas hanya berfoto-foto di luarnya saja.

Perjalanan dilanjutkan ke Batu Caves. Ini adalah wilayah paling religius bagi umat Hindu setempat. Jaraknya sekitar 13 km sebelah utara Kuala Lumpur. Menuju lokasi tersebut sangat mudah. Kami hanya menaiki kereta komuter menempuh waktu sekitar 45 menit. Stasiun Batu Cave merupakan ujung lintasan Komuter Line arah Batu Cave. Jadi ketika menaiki kereta komuter kami turun di stasiun yang terakhir.

Keretanya bersih dan berpendingin udara yang baik. Tidak berdesak-desakan ataupun berjejal penumpang. Sebab, kereta beroperasi tiap 30 menit. Saking adem dan nyamannya, rata-rata kami terlelap dalam perjalanan. Dan lagi-lagi kami bergumam, Indonesia memang harus banyak belajar soal transportasi massal dengan Malaysia.

Setelah turun dari stasiun, kami berjalan ke gerbang Batu Cave. Terlihat bukit-bukit besar. Beberapa patung raksasa menyambut dari kejauhan.

Patung pertama yang ditemui berwarna hijau yang mirip dengan dewa kera Hanuman.  Dan satu lagi Patung Dewa Murugan berwarna kuning emas menyolok dengan tinggi mencapai 42 meter. Katanya cat emasnya didatangkan langsung dari Thailand. Konon katanya patung tersebut merupakan patung Dewa Hindu yang tertinggi di dunia.

Uniknya lagi di kawasan ini banyak burung merpati dan monyet yang berkeliaran. Dengan monyet ini harus hati-hati. Ia kerap mengambil barang-barang yang dibawa pengunjung terutama makanan. Bahkan beberapa pemenang tour gratis ini pun sempat menjadi \'korban\'. Ice cream dan minuman yang baru saja dibeli, langsung diserobot monyet.

Kuil yang ada di dalam gua ternyata berada di atas bukit. Pengunjung di sini harus mendaki 272 anak tangga untuk sampai ke mulut gua yang konon dulu tempat untuk bertapa. Kami pun sempat mencoba melirik-lirik siapa tahu ada tangga berjalan atau ekskalator. Ternyata tidak ada.

Satu demi satu anak tangga berhasil kami daki. Beberapa kali kami berpapasan dengan turis asing yang sukses mendaki ke atas dan kemudian turun ke bawah. Baru sepertiga dari perjalanan kami sudah ngos-ngosan dan kaki begitu gemetaran dan ujung tangga masih terlihat jauh di depan mata. Tak lama akhirnya perjuangan kami terbayar sudah. Setelah beberapa kali istirahat mengumpulkan nafas, akhirnya kami mencapai puncak tertinggi dan dapat menikmati pemandangan dari atas.

Setelah menapaki bagian pertama dari ruangan setelah mulut gua, kami harus mendaki lagi sebanyak sekitar 30 anak tangga untuk mencapai bagian kedua dari gua di batu cave. Sebuah kuil yang berukuran terbesar berada di tengah-tengahnya dengan beberapa kuil lain lagi menempel di dinding-dinding gua.(bersambung)   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: