Pemerintah Diminta Lindungi Satwa Langka

Pemerintah Diminta Lindungi Satwa Langka

BINTUHAN, BE-Paca evakuasi terhadap harimau Sumatera yang terkena jerat pemburu liar di kawasan perkebunan kelapa sawit milik PT Dinamika Selaras Jaya (DSI). Membuktikan perlindungan terhadap satwa langka yang dilindungi undang-undang (UU) masih sangat lema. Jerat yang dipasang oleh oknum yang tidak bertangung jawab seperti harus menjadi perhatian khusus semua pihak. Jangan sampai kembali kecolongan  dengan ulah tangan jahil tersebut. “Kita melihat ini adalah sebagai bentuk kelemahan terhadap pelindung satwa yang dilakukan oleh pemerintah,”ujar Bainal (32) warga Desa Talang Merap Kecamatan Kelam Tengah kemarin. Dikatakanya, hewan langka jenis harimau Sumatera ini keberadaan hampir punah karena selalu diburu oleh para sindikat yang ingin meraup keuntungan besar. Lokasi jerat Harimau Sumatera yang pasang tidak jauh dari lokasi perkebunan PT DSJ. “Beruntung ketika harimau kena jerat ada anggota tim pengukur Tapal Batas Hutan Produksi terbatas disekitar lokasi sehingga dapat diketahui dengan cepat,”ujarnya. Tidak dapat membayangkan kalau tidak ada tim dari pihak kehutanan kemarin. Kemungkinan kabar ini tidak akan mencul kepermukaan. Oleh karena itu demi untuk melindungi satwa  satwa seperti Harimau harus diupaykan  semaksimal mungkin pengawasanya. “Apa lagi untuk populasi harimau sumatera saat ini sudah bisa dihitung dengan jari, berarti ini sudah memag hampir punah,”ujarnya. Ditambahkanya,  Pihak  Balai Konservasi Daya Alam (BKSDA) harus membentuk tim khusus melindungi serta memburu para pelaku pemasang jerat tersebut. Ia menilai harimau yang keluar  dari sarangnya itu dipengaruhi  oleh semakin rusaknya  ekosisten hutan  yang terus digunduli. Akasi pembalakan liar, izin perusahaan perkebunan yang begitu mudah dikelaurkan. “Kondisi seperti ini akan semakin mempengaruhui habitat yang hidup didalam hutan. Selain itu juga akan menimbulkan keresahan masyarakat, karena hairmau yang lain akan mengamuk mencari temannya yang hilang,”tutup Bainal(618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: