Kematian Siswa Diusut

Kematian Siswa Diusut

CURUP, BE - Kematian Sultan (9), siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Center saat ujian praktek pengambilan nilai olahraga renang di kolam renang Tirta Yasa, Kelurahan Air Putih Baru Kecamatan Curup Selatan, segera diusut pihak kepolisian.   Kapolres RL, AKBP Edi Suroso SH melalui Paur Humas, Aiptu Tri Sumarsono, Rabu (26/03) menjelaskan, tewasnya bocah laki-laki warga kompleks BTN Kelurahan Air Bang Kecamatan Curup Tengah di kolam renang pada Selasa (25/3), sekitar pukul 16.30 WIB itu mulai menjadi pertanyaan di masyarakat. “Kita akan melakukan penyelidikan terkait kematian korban saat ujian praktik olahraga. Dalam waktu dekat, sejumlah saksi akan kita panggil untuk dimintai keterangan,” ujarnya. Polisi juga akan menunggu laporan orang tua korban sebagai bahan awal untuk melakukan pengusutan kasus tersebut, karena saat ini keluarga korban masih dalam keadaan berduka.  \"Hasil penyelidikan kita nanti akan jelas apa penyebab serta siapa sebenarnya yang berlaku lalai sehingga menyebabkan bocah tersebut tewas. Apakah pihak sekolah, pemilik kolam renang dan sebagainya,” ujar Tri. Berbagai spekulasi berkembang, peristiwa tenggelamnya Sultan di dalam kolam renang Tirta Yasa Kelurahan Air Putih Baru Kecamatan Curup Selatan diakibatkan perbuatan humor antara korban dan rekan-rekannya.  “Saat itu, Sultan baru sudah mengambil nilai berenang. Sultan bersama teman-temannya berkumpul di tepi kolam renang yang dalamnya 2 meter.  Korban dan temannya bermain saling dorong, akibatnya korban terjatuh ke dalam kolam,” ujar salah satu sumber. Di bagian lain, Wakil Bupati RL, Syafewi SPd MM kepada wartawan meminta kepada Dinas Pendidikan(Diknas) RL untuk segera melakukan evaluasi terhadap peristiwa tersebut. Sekaligus, memperingatkan sekolah–sekolah lainnya untuk dapat mengantisipasi peristiwa serupa terjadi kembali di kemudian hari. “Seharusnya saat ujian praktek seperti itu ada 2 atau 3 orang guru pendamping, jika perlu dibantu pengelola kolam renang sehingga pengawasan akan benar-benar maksimal. Apalagi, jumlah siswa yang mengikuti ujian tersebut puluhan orang, yang sulit diawasi satu persatu” ungkap Syafewi. Selain itu, Syafewi juga meminta kepada masing-masing guru olahraga atau pembina ekstrakulikuler bidang olahraga di masing-masing sekolah dapat melakukan evaluasi kemampuan siswa sebelum melakukan ujian praktik.  \"Saya harap, ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pendidik. Sehingga ke depan tidak terulang lagi. Saya juga sudah meminta agar Diknas membuat surat edaran untuk memberlakukan batasan usia bagi pelajar yang ingin ikut ekstrakulikuler olahraga,” tegas Syafewi. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: