Uang Lusuh Diprediksi Meningkat

Uang Lusuh Diprediksi Meningkat

\"uang-lusuh-ilustrasi\"BENGKULU, BE- Momentum pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu), bukan hanya memicu meningkatnya peredaran uang palsu. Namun juga dapat memicu peningkatan uang lusuh. Salah satu pemicu uang lusuh adalah dengan melakukan pengecapan uang, seperti beberapa waktu lalu keluar uang yang id cap dengan nama Prabowo. \"Meskipun uang dengan cap seperti itu tidak beredar di Bengkulu. Namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi. Dan jika ada uang yang di cap maka uang tersebut tidak layak lagi maka harus diracik (dihancurkan),\" jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Yuwono. Selain mengecap uang beberapa, beberapa kegiatan lain yang bisa membuata uang tidak layak pakai lagi atau lusuh, yaitu dengan mensteples ataupun melipat uang, karena akan merusak uang itu. Semakin banyak uang rusak atau lusuh maka akan semakin banyak uang yang musnahkan.  \"Semakin banyak uang yang diracik, maka akan semakin banyak uang yang dicetak untuk menggantinya. Untuk mencetak uang negara membutuhkan banyak biaya, karena bahan yang digunakan sendiri masih diimpor. Oleh karena itu kita berharap masyarakat bisa memberlakukan uang dengan baik,\" harap Yuwono. Lebih lanjut Yuwono menjelaskan, pada tahun 2014 ini diprediksi Bank Indonesia Bengkulu akan meracik uang lusuh hingga Rp 1 triliun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan pemusnahan uang yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu yang terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 lalu, uang yang diracik Bank Indonesia Bengkulu mencapai Rp 315 miliar. Kemudian mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi Rp 516 miliar pada tahun 2013 kemarin. Sementara itu, pada bulan Januari 2014 lalu uang yang dicarik mencapai Rp 75,4 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 110 miliar pada bulan Februari. Menurut Yuwono, tren peningkatan uang lusuh tersebut mulai terjadi sejak Bank Indonesia Bengkulu membuka kantor kas di Lubuk Linggau. Akibatnya uang lusuh yang selama ini masuk ke Palembang, saat ini sudah mulai masuk ke Bengkulu. \"Dalam menekan peningkatan uang lusuh itu, kita akan terus melakukan sosialisasi tentang bagaimana cara merawat uang yang baik yaitu dengan 3D yaitu didapat, di simpan dan disayang,\" pungkas Yuwono.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: