Anggaran BBM Membengkak
BENGKULU, BE - Beberapa bulan lalu, Pemerintah Kota Bengkulu menerapkan semua mobil dinas (Mobnas) di lingkungan Pemkot menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi. Dampaknya pun sangat terasakan, yakni membengkaknya biaya operasional mobnas akibat harus membeli Pertamax yang harganya mencapai Rp 10.850/liter, sedangkan sebelumnya menggunakan BBM bersubsidi dengan harga hanya Rp 4500/liter atau terjadi kenaikan hingga 2 kaliĀ ipat lebih.
\"Ya tidak ada jalan, kecuali hanya mengikti harga BBM non subsidi,\" kata kepala Dinas Pengelolaan, Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) kota, Syaferi Syarif SH MSi.
Ia mengungkapkan, meskipun H Ahmad Kanedi SH MH tidak lagi menjabat sebagai walikota, namun kebijakan tersebut harus tetap dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan. Karena saat pengambilan kebijaka tersebut semua disetujui oleh Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (FKPD) kota Bengkulu.
\"Setelah kebijakan itu diputuskan, maka semua mobnas harus menggunakan Pertamax, kecuali mobil operasional seperti mobil Pemadam Bahaya Kebakaran (PBK), Perpustakaan Kelililing (Pusling), mobil KB, dan mobil operasional lainnya yang tidak digunakan oleh pejabat. \"Kalau total anggarannya saya kurang hapal, namun jumlahnya meningkat drastis jika dibandingkan dengan anggaran untuk opersional kendaraan dinas sebelum kebijakan ini diberlakukan,\" akunya. Pengajuan anggaran operasional mobnas ini tidak dilakukan secara keseluruhan se-kota Bengkulu, melainkan dilakukan secara terpisah yang digabung kedalam biaya operasionalĀ masing-masing SKPD.
\"Tidak hanya pemda kota yang mengalami kenaikan biaya operasional akibat penggunaan Pertamax, Pemda provinsi juga telah menerapkan hal yang sama. Dan ini harus diikuti karena telah menjadi imbaun pemerintah pusat,\" pungkasnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: