Absen Sidik Jari Tak Optimal
BENTENG, BE - Banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sering datang terlambat dan pulang lebih awal akhir-akhir ini, menjadi sorotan Komisi I DPRD Benteng. Dewan menilai penerapan disiplin pegawai di daerah ini tidak telaksana secara optimal. Pengadaan absensi sidik jari yang awalnya dijadikan pedoman untuk penilaian disiplin pegawai, ternyata sekarang hanya sebatas menjadi barang pajangan dan tidak berfungsi optimal. Ketua Komisi I DPRD Benteng, Ihksan Fajri S.Sos menegaskan, setelah ditetapkan 5 hari kerja harapannya pekerjaan pegawai bisa lebih maksimal. Adanya absensi sidik jari awalnya dimaksudkan bisa membuat PNS takut tidak disiplin. Mengingat semua data jam masuk kerja terekam dalam mesin absen sidik jari itu. “Absensi sidik jari yang banyak percuma saja kalau PNS malas,” katanya. Karena itu perlu dibentk tim pengawas, yang khusus ditugaskan mengambil data rekaman sidik jari penugasan. Berikutnya ada sanksi tegas bagi pegawai yang absensinya terekam tidak disiplin. “Pemda butuh membuat tim investigasi serta tim evaluasi absen. Mengambil semua data kehadiran pegawai diabsensi sidik jari untuk dijadikan catatan dan bahan evaluasi menilai kinerja PNS,” terangnya. Dikatakannya, PNS itu sudah diberikan kesejahteraan dengan gaji dan tunjangan. Jika PNS hanya mengharapkan hak dan tidak memikirkan kewajiban, maka PNS itu termasuk korupsi. “Kalau kinerja PNS makin menurun, ya mendingan kembali ke 6 hari kerja saja lagi. Jadi tidak perlu pulang sore atau istirahat siang,” tutupnya.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: