Dewan Dukung Pidanakan CJH Eksodus

Dewan Dukung Pidanakan CJH Eksodus

BENGKULU, BE - Sejumlah anggota DPRD Provinsi Bengkulu mendukung rencana pemberian sanksi terhadap calon jemaah haji (CJH) yang terbukti eksodus.  Dukungan itu diberikan dalam rangka memutuskan mata rantai jemaah haji eksodus yang selama ini meresahkan calon jemaah haji lainnya. \"Memang sudah seharusnya mata rantai eksodus itu diputuskan. Karena jemaah haji eksodus itu juga merupakan perbuatan KKN yang dilarang di dalam agama,\" kata salah seorang anggota  DPRD Provinsi, Ir Muharamin, kemarin. Ia menjelaskan, pemberian sanksi pidana tersebut memang layak dan pantas. Karena para CJH itu sudah melakukan kesalahan berupa pemalsuan dokumen kependudukan yang dilarang oleh undang-undang. Jika tidak diberikan sanksi, ia khawatir para jemaah  lainnya akan semakin lama menunggu, karena kuota hanya dipenuhi oleh CJH eksodus. \"Kasian yang sudah mendaftar sekian tahun, tapi belum berangkat juga karena belum dapat giliran,\" ujarnya. Selain itu, menurutnya Pemprov bekerjasama dengan Kanwil Kemenag pun juga perlu menelusuri kemungkinan ada pejabat yang terlibat.  Pasalnya, jika mendaftar sebagai warga biasa, maka akan berangkat sesuai dengan nomor urutannya.  Namun bila mendaftar langsung berangkat, dicurigai ada kongkalikong antara jemaah dengan pejabat yang menangani masalah haji tersebut. \"Saya yakin kalau hanya mendaftar seperti jemaah lainnya, pasti berangkatnya menunggu giliran.  Namun kita pertanyakan jemaah yang baru mendaftar langsung berangkat,\" tukasnya. Senada disampaikan anggota DPRD lainnya, Drs H Anuar Razali. Ia juga menyatakan setuju dengan verifikasi yang dilakukan Biro Kesra Pemprov untuk menekan angka CJH eksodus tersebut.  \"Antara verifikasi dengan sanksi memang harus sejalan, jika hanya memverifikasi tanpa sanksi, tidak juga berdampak terhadap jemaah tersebut,\" ujarnya. Di sisi lain, ia juga meminta pemerintah dan Kanwil Kemenag untuk menyelesaikan perosoalan jemaah haji eksodus tersebut, pasalnya persoalan itu tidak pernah tuntas sejak dulu hingga saat ini.  \"Katanya sekarang sudah menggunakan sistem internet yang canggih, tapi masalah eksodus tidak juga terdeteksi sedini mungkin,\" ketusnya. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: