Mendikbud: Miskin Jangan jadi Penghalang Berprestasi
Terdapat ‘aroma’ yang baru pada siswa penerima beasiswa bidik misi. Para siswa tersebut kini tidak hanya dapat mengikuti kuliah, tapi juga dapat berprestasi. Hal ini ditunjukkan pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif para siswa. Saat bersilaturahmi dan berdialog dengan para siswa penerima Bidik Misi di Universitas Negeri Manado Tomohon, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M.Nuh mendapati IPK siswa ada yang di atas 3 atau berkategori memuaskan. Indriani (18), salah seorang penerima beasiswa Bidik Misi di Universitas Negeri Manado (Unima), Tomohon. Dia mengambil program studi Ilmu Hukum, dan kini sedang menempuh semester tiga. Berada pada kondisi seadanya, dengan biaya hidup Rp 600.000 yang dibagi dua untuk biaya asrama sebesar Rp 300.000, dan Rp 300.000 untuk biaya hidup tidak menyurutkan semangat Indriani untuk berprestasi. Terbukti, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dicapai Indriani adalah sebesar 3,75. IPK tersebut tergolong pada tingkat sangat memuaskan atau cumlaude. “Saat ini saya semester tiga dan IPK saya 3,75,” terang Indriani dengan tersenyum saat berdialog dengan M.Nuh. Indriani merupakan seorang anak yatim yang ‘hijrah’ dari kampung halamannya, Kediri, Jawa Timur. Setelah ditawari program Bidik Misi oleh guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ditempuh di Jawa, Indriani nekat untuk memilih bersekolah di Manado dibandingkan di daerah asalnya. “Di daerah saya, di Jawa memang banyak universitas yang bagus tapi mahal. Saya yakin saja pasti di Manado saya bisa berprestasi,” ujarnya terbata-bata. Triana (18), mahasiswa semester tiga prodi Teknologi Informasi dan Ilmu Komunikasi UNIMA juga salah satu penerima Bidik Misi. Lahir dari anak ketiga dari tiga bersaudara, perempuan berambut panjang ini juga mendapatkan IPK memuaskan yaitu 3,2. Fendy (18), mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Dia mendapatkan beasiswa Bidik Misi dengan jalur undangan. Diakui Fendy, jumlah uang yang diterima dari beasiswa Bidik Misi tidaklah cukup untuk biaya hidup sehari-hari namun Fendy tetap semangat untuk menunjukkan prestasinya. Hal ini terlihat dari IPK yang diraihnya yaitu sebesar 3,00 selama tiga semester. Di akhir dialog, M.Nuh menunjukkan apresiasi terhadap para penerima beasiswa Bidik Misi yang berprestasi tersebut. “Kita sudah buktikan, kemiskinan tidak boleh menjadi penghalang untuk berprestasi,” tegas Mantan Rektor ITS ini. “Mari kita ciptakan dari mustahil menjadi mungkin, menjadi generasi pemungkin,” lanjutnya. Bidik Misi merupakan bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada para siswa miskin. Bantuan yang diberikan sebesar Rp 6.000.000 per mahasiswa per semester yang terdiri dari bantuan biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa, dan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dikelola Perguruan Tinggi Negeri. Sebanyak 40.000 siswa miskin yang telah terjaring dalam program Bidik Misi sejak diterapkan tahun 2010. Universitas Negeri Manado sendiri sudah terjaring sebanyak 1.165 siswa miskin dalam Bidik Misi.(kemendiknas.go.id)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: