Menggigil 10 Menit Seperti Bakar Kalori 1 Jam Bersepeda

Menggigil 10 Menit Seperti Bakar Kalori 1 Jam Bersepeda

DI musim hujan seperti saat ini, sudah bisa dipastikan udara akan terasa lebih dingin terutama di malam hari. Anda yang ingin menurunkan berat badan ternyata bisa memanfaatkannya. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa menggigil selama 10 menit dapat membakar kalori seperti 1 jam bersepeda.

Studi ini menunjukkan bahwa kedinginan dan menggigil membantu tubuh memproduksi zat pembakar lemak, yang dikenal sebagai brown fat. Setelah sebelumnya diketahui brown fat ini hanya dimiliki oleh bayi, rupanya orang dewasa juga memilikinya. Bahkan mereka yang memiliki lebih banyak brown fat maka akan lebih mudah langsing.

Jika white fat diketahui menyimpan energi, maka brown fat dikenal sebagai pembakar energi. Sekitar 50 gram brown fat dapat membakar hingga 300 kalori per hari, jumlah yang sama dari energi yang disimpan oleh 50 gram white fat.

Studi ini dilakukan dengan menempatkan responden di sebuah ruangan dingin bersuhu sekitar 15 derajat celcius, dengan tujuan membuat mereka kedinginan hingga menggigil. Setelah itu, para peneliti meminta para responden untuk bersepeda selama satu jam.

\"Kami mengidentifikasi dua hormon yang dipicu oleh dingin, yaitu irisin dan FGF21, dilepaskan dari otot yang menggigil dan brown fat masing-masing. Hormon-hormon ini membakar lemak dan energi tubuh,\" kata pemimpin studi, Dr. Paul Lee, seperti dilansir laman Daily Mail, Rabu (26/2).

Dari hasil yang ada, para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa 10 sampai 15 menit menggigil dapat memproduksi kenaikan irisin sama seperti satu jam melakukan latihan tingkat sedang seperti bersepeda.

\"Oleh karena itu, studi terkait brown fat akhir-akhir ini sedang meningkat karena sifat pembakaran energinya membuatnya menjadi target terapi yang potensial untuk melawan obesitas dan diabetes,\" lkata Dr. Lee.

\"Dari sudut pandang klinis, irisin dan FGF21 merupakan sistem hormon yang muncul karena terangsang hawa dingin. Hasil studi ini tentu diharapkan dapat dimanfaatkan dalam terapi obesitas di masa depan,\" pungkasnya.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism. (fny/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: