Kemenag Kewalahan Lacak CJH Eksodus
BENGKULU, BE - Beberapa tahun belakangan ini jemaah haji asal Provinsi Bengkulu masih banyak ditemukan eksodus, baik eksodus antar kabupaten/kota maupun antar provinsi. Untuk tahun ini, potensi calon jemaah haji (CJH) eksodus pun masih mengancam. Hal ini diakui Kabid Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Drs H Zahdi Taher MHI. \"Potensi adanya jemaah haji eksodus memang masih besar, dan kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengindentifikasikannya,\" aku Zahdi Taher, kemarin. Menurutnya, salah satu cara untuk memanimalisir eksodus itu hanya dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP el). Namun bila masih menggunakan KTP lama atau biasa, maka eksoduspun sulit dilacak. \"Kendalanya saat mendaftar hanya sebagian kecil saja yang menggunakan KTP el, karena KTP El sendiri sampai saat ini belum tuntas pembuatannya. Dan penaftaran haji dengan menggunakan KTP el itu sendiri diperkirakan baru bisa dilaksanakan setelah semua penduduk Indonesia menggunakan KTP el,\" ujarnya. Menurutnya, munculnya jemaah eksodus tersebut disebabkan karena tingginya waiting list atau daftar tunggu yang terjadi hampir di semua kabupaten/provinsi di Indonesia ini. Sehingga para calon jemaah pun memilih untuk mendaftarkan diri melalui daerah lain dengan cara membuat KTP baru. \"Nanti akan ketahuan mana yang eksodus dan mana yang tidak, karena calon jemaah tidak bisa lagi membuat KTP ganda karena sudah terdaftar sebagai pemilik KTP elektronik,\" jelasnya. Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Sekda Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM meminta semua pihak untuk jujur sebagai panitia penyelenggaraan haji. Jika panitianya masih belum jujur, maka sepanjang itu pula masalah eksodus ini tidak akan selesai. \"Semua pihak yang terlibat seperti Pemda dan Kemenag provinsi hingga ke kabupaten/kota harus jujur, jika semuanya sudah jujur maka dipastikan tidak akan ada lagi jemaah yang eksodus,\" bebernya. Ia juga meminta pihak yang bersentuhan langsung dengan pelaksanaan haji untuk tidak berlaku curang, seperti mendahulukan pemberangkatan sanak dan keluarganya, padahal masih banyak orang lain yang sudah mendaftar jauh lebih awal. \"Eksodus itukan ada hak atau kesempatan orang lain yang dihilangkan, dan secara otomatis akan merugikan calon jemaah yang sudah lama mendaftar,\" tuturnya. Untuk itu, ia berharap agar keberangkatan calon jemaah sesuai dengan pendaftarannya sehingga ibadah haji dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. \"Saya ingin ketika mendaftar hari ini, maka calon jemaah itu betul-betul sudah terdaftar dan sudah masuk ek waiting list. Jangan sampai dia mendaftar hari ini, tapi namanya baru muncul beberapa tahun atau beberapa bulan berikutnya,\" pungkas Sumardi.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: