Perempuan Gampang Dimobilisasi
BENGKULU, BE - Dalam Pemilu, pemilih perempuan di Bengkulu rentan dimobilisasi dan diperngaruhi. Lebih dari itu, suara perempuan juga gampang dimobilisasi oleh suami dan organisasi yang digelutinya. Apalagi jika tingkat pendidikan banyak kaum perempuan masih lebih rendah dibanding laki-laki. Hal tersebut berdampak dengan kurangnya independensi perempuan dalam menentukan pilihan politik. Selain itu, realitas yang terjadi hingga kini, perempuan gampang dipengaruhi oleh pencitraan yang baik dari kandidat politik. Demikian dikatakan Rusmalaneti SH, anggota Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) saat menjadi fasilitator diskusi Pemilih Cerdas, kemarin (23/2). \"Perempuan harus mempunyai visi baru dalam menentukan pilihan. Dalam memutuskan pilihan itu jangan lagi didasarkan pada fisik, tapi memilih orang yang jujur, berani mengambil resiko dan tidak mementingkan diri dan keluarganya,\" ungkapnya. Ditambahkannya,untuk medorong kaum perempuan dapat menentukan pilihan politik yang baik, diperlukan edukasi politik yang terus menerus. Dikatakannya, hal itulah yang menjadi latar belakang KPI mengadakan pendidikan pemilih (voter education), seperti kemarin. \"Pendidikan ini kami adakan sejak tanggal 21 sampai 23 Februari 2014 di Kantor Lurah Kebun Kenanga,\" imbuhnya. Dia berharap, melalui kegiatan yang bertema “Pemilih Cerdas, Pemimpin Berkualitas”, para perempuan mendapatkan pemahaman dan mampu memilih sesuai dengan hati nurani pada Pemilu 9 April mendatang.
Lurah Diancam Copot Sementara itu, kegiatan pendidikan politik perempuan di Kantor Kelurahan Kebun Kenanga tersebut, dalam perjalannya, lurah bersangkutan diancam dicopot dari jabatannya. Pasalnya, kegiatan yang diikuti peserta 26 orang perempuan itu dihadiri juga oleh 3 orang caleg perempuan dari partai berbeda; Yuniarti SH (PPP), Nanik Shofiyah SPt (Gerindra) dan Emi Desmiyanti (Partai Nasdem). Salah seorang caleg dari salah satu parpol yang juga menjabat bendahara parpol, seketika masuk ke lokasi acara. Lantas, sang politisi tersebut mengatakan, kegiatan tersebut dianggapnya kampanye yang melanggar aturan KPU karena menggunakan fasilitas pemerintah. \"Lurah ini bagaimana, besok mau dinonjobkan. Kita bisa menonjobkan,\" kata politisi itu mengancam. Menyikapi tudingan tersebut, angggota KPI Rosmalaneti membantah jika kegiatannya dikatakan kampanye. \"Ini bukan kampanye, karena yang mengadakan dari KPI. Caleg yang hadir ini karena kita undang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini,\" bantahnya. (cw5/320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: