Petani Kesulitan Bibit Karet

Petani Kesulitan Bibit Karet

ARGA MAKMUR, BE - Ribuan hektar perkebunan yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), sebagian besar adalah karet dan sawit.  Pasca anjloknya harga karet saat ini, dari Rp 9 ribu menjadi Rp 6 ribu, warga mengaku kesulitan mendapatkan bibit tersebut, terutama bibit karet. Untuk setiap tahunnya satu hektar kebun warga membutuhkan 550 bibit sawit ataupun karet. Kades Pagar Banyu kecamatan Air Besi, Asdi Dahlan mengatakan, petani saat ini tidak mampu lagi membeli bibit karet karena harganya mahal. Sedangkan harga jual komoditi ini sangat rendah. \" Karet saat ini menjadi primadona petani, mahalnya harga bibit menjadi persoalan tersendiri,\" kata Asdi. Bupati Bengkulu Utara, Dr Ir H M Imron Rosyadi mengatakan, akan segera membangun pabrik karet di wilayah Bengkulu Utara. Pasalnya selama ini komoditas karet dijual ke luar daerah. Hal itu berimbas terhadap harga jual karet ditingkat petani. Padahal hasil karet mencapai ratusan ton karet setiap tahunnya. \" Keberadaan pabrik karet di Bengkulu Utara sangat dibutuhkan, dan perlu direalisasikan secepatnya,\" papar Imron. Sementara itu, untuk pembibitan yang masih dirasa kurang. Pemkab BU akan terus mengupayakan bantuan untuk program bibit karet tersebut. \"Kita memang masih membutuhkan bibit untuk para petani kita. Apalagi untuk upaya pabrik karet sedang kita usahakan. Saya yakni dampak perekonomian msyarakat akan meningkat,\" katanya. Petani yang belum pernah mendapatkan bibi, dipersilahkan mengajukan usulan bantuan pembibitan ke pemerintah daerah.  Jika memang bantuan bibit diterima, maka akan segera direalisasikan, akan tetapi tetap melalui proses. \" Untuk bantuan bibit karet itu dana yang dibutuhkan tidak sedikit, pemerintah daerah perlu mengkaji persoalan ini lebih lanjut,\" tukas Imron. (117)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: