Dewan Sidak SDN 19 dan SMPN 18
BENGKULU, BE- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu, khususnya komisi III yang membidangi pendidikan menerima keluhan dari orangtua/walisiswa. Keluhan itu mengenai ulah oknum guru yang menjual LKS (Lembar Kerja Siswa), padahal sudah dilarang pemerintah di SDN 19 dan keluhan tidak adanya kelas olahraga di SMPN 18. Menindaklanjuti keluhan itu kemarin Anggota Komisi III melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) ke SDN 19 dan SMPN 18, guna mengecek kebenaran keluhan tersebut. SDN 19 sekolah pertama yang disambangi komisi III. Sidak ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi 3, Suimi Fales, SH , didmapingi anggota komisi Sofyan Hardi, Awaludin dan H Adhar, Mereka langsung diterima Kepala sekolah SDN 19, Dra Refliana diruang kerjanya. Setelah itu rombongan menuju dua kelas, kelas 4 merupakan kelas pertama yang ditinjau tim dewan itu. \"Biasanya anak SD ini jujur,\" ujar Suimi Fales mengawali pembicaraanya dengan siswa kelas 4. Suimi pun bertanya apakah siswa kelas IV punya LKS atau tidak. \'\'Disuruh beli LKS nggak? Dimana belinya? Apakah di potocopy belakang, berapa banyak, harganya berapa\", tanya Suimi. Ketua kelas, Eka Muhammad Kurnia menjawab pertanyaan itu. Ia membenarkan dirinya dan siswa lainnya dimnta membeli buku LKS seharga Rp 12 ribu / buku oleh guru dan semua siswa membelinya. Setelah dikelas IV, dewan pun kembali mengkros cek di kelas 6, namun dikelas ini tidak ditemukaan penjualan LKS. \"Tidak ada beli LKS, menggunaakan buku bantuan dari pemerintah,\" jawab siswa. Kepada BE, Suimi mengatakan hasil Sidak diketahui, penjualan buku LKS dilakukan secara sembunyi. “Untuk 5 buah buku LKS, perbuku dijual seharga Rp 12 ribu. Padahal Dikbud sudah menyatakan LKS itu gratis,\'\'tandasnya. Sementara itu Dra Refliana Kepala Sekolah SD Negeri 19 Kota Bengkulu mengaku kecolongan dengan penjulana LKS itu. Menurutnya, ia sudah kerap menginformasikan dan melarang guru melakukan praktik jual beli buku LKS. \"Saya sudah sering cek dan mengingatkan tidak boleh menjual buku. Saya akan mengevaluasi guru yang sengaja menjual LKS,\'\' katanya //Sidak SMPN 18 Setelah melakukan sidak ke SMPN 18. Komisi III menyambangi SMPN 18 kota Bengkulu. Disini rombongan dewan diterima oleh kepala SMPN 18, Mukhtarimin SPd. Kedatangan para anggota dewan tersebut, untuk meninjau kondisi kelas olahraga di sekolah tersebut. \"Kami datang kesini (SMPN 18) karna menjalankan tugas dan fungsi kami sebagai lembaga kontrol,\" ujar Suimi Fales.. Setelah melakukan Sidak, anggota legislatif dari Partai Keadilan Bangsa (PKB) tersebut menyampaikan banyak hal yang perlu diperhatikan terkait kelas olahraga tersebut. Pertama, dikatakannya, di provinsi Bengkulu belum ada kelas olahraga untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). \"Kelas olahraga ini hanya ada di SMP, untuk tingkat SMA nya belum ada. Kalau kita mau memajukan olahraga, jangan tanggung di SMA harusnya juga ada,\" sampainya. Suimi mengungkapkan, akan membicarakan dengan eksekutif. \"Kami pikir perlengkapan untuk menunjang aktifitas belajar mengajar itu sudah cukup memadai,\" sampainya. Sementara itu, kepala SMPN 19, Mukhtarimin SPd berharap kehadiran anggota DPRD tersebut bisa memberikan dampak positif kepada kelas olahraga di sekolahnya. Dia menyampaikan, dana kelas olahraga sendiri masih sangat minim. Sampai dengan saat ini, kelas olahraga hanya mendapat dana stimulan dari pusat sebesar Rp 25 juta. Dana tersebut harus dibagi untuk tiga kelas. \"Yang namanya dana pancingan itu kan sifatnya tidak mencukupi. Kedepannya kami berharap, tidak hanya dan pancingan dan pemerintah daerah bisa membantu, karena yang akan menuai hasilnya kan pemerintah daerah,\" pungkasnya. (cw5/247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: