Berdoa di Kelenteng, Hibur Warga dengan Barongsai
Perayaan Imlek 2565 BENGKULU, BE - Pada perayaan Imlek 2565, masyarakat Tionghoa mulai berdatangan ke kelenteng untuk bersembahyang. Seperti halnya Kelenteng Tapak Jedah, Lingkar Barat, Bengkulu. Dari pantauan Bengkulu Ekspress, Kamis (31/1), masyarakat Tionghoa mulai berdatangan. Tampak masyarakat Tionghoa silih berganti keluar masuk kelenteng. Mulai dari membakar garu, menyala lilin, hingga membakar kertas pada prosesi sembahyang. Mereka menghadap Tuhan Yang Maha Esa, Dewa Kwan Im, Toapekong dan prajurit untuk memperoleh keberkahan dan panjang umur. Pengurus kelenteng, Anwar Irawan (60), mengatakan doa sudah dimulai sejak pukul 00.00 WIB. Dia mengatakan, setiap tahun para warga Tionghoa, baik yang beragama Budha maupun Konghucu pasti datang ke kelenteng untuk sembahyang. Dia mengungkapkan, pengunjung tidak hanya berasal dari dalam kota saja, ada juga beberapa yang berasal dari dalam kota. \"Sejak tadi malam, sudah ramai yang datang,\'\' ungkapnya. Salah seorang warga keturunan Tionghoa, Teddy (40) mengatakan setiap tahun baru Imlek pasti datang ke kelenteng untuk berdoa. Dia berharap, di tahun Kuda ini, semua mahluk hidup dapat hidup dengan makmur dan memperoleh kesejahteraan. \"Dalam keyakinan Budha, kami berdoa untuk semua makhluk hidup. Tidak hanya untuk umat kami saja,\'\' tambahnya. Dia menambahkan, setelah melakukan sembahyang, para warga Tionghoa akan berkumpul di rumah saudaranya untuk bersilaturahmi. \"Setelah ini, kami akan berkumpul di rumah saudara untuk makan-makan,\" ujarnya. Barongsai di Mega Mall Tepat di tahun baru Imlek kemarin (31/1), Megamall Bengkulu kembali memberi kejutan dan hiburan bagi setiap pengunjungnya, melalui atraksi barongsai yang ditampilkan oleh sanggar seni PMSTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia). Acara tersebut berhasil meningkatkan jumlah pengunjung Pusat perbelanjaan terkenal di Kota Bengkulu tersebut. Acara yang digelar dalam rangka Tahun Baru Cina ini diadakan pada pukul 14.00 WIB. Barongsai keliling menyambangi toko-toko yang ada di Mega Mall dan mengambil angpao yang digantung di atap depan dan dalam toko. General Manager Megamall, Yohanes Lee, mengatakan, acara tersebut bertujuan untuk meramaikan Megamall. Selain itu, dia ingin memberikan hiburan kepada pengunjung dan mengenalkan tradisi Tionghoa kepada pengunjung. Dia mengatakan, acara tersebut merupakan even tahunan Megamall dalam menyambut tahun baru Imlek. Pada perayaan Imlek 2565 kali ini, pihaknya menyediakan ribuan angpao untuk diambil oleh barongsai. \"Ada ribuan angpao yang disediakan oleh pemilik-pemilik toko,\" ungkapnya. Dia menyatakan, semua penyewa toko sangat antusias untuk memberikan angpaonya. Dia berjanji akan selalu mengadakan even ini setiap tahun. Dia menjelaskan, barongsai berfungsi untuk menolak balak. Dia berharap, dengan hadirnya barongsai di Megamall, bisa memeberikan kemakmuran bagi para pemilik toko yang ada di sana. Sementara itu, pelatih barongsai dari sanggar seni PMSTI tersebut, Laising (62), mengatakan setiap tahun baru barongsai pimpinannya selalu keluar untuk turut merayakan. Awalnya, dia menjelaskan, berencana untuk berkeliling kota Bengkulu. Namun, hal tersebut dibatalkan karena dia menganggap para peserta didiknya belum mampu. \"Awalnya kami mau keliling kota. Namun, tadi kami hanya mengadakan atraksi di gereja, Megamall dan BIM,\'\' tambahnya. Kelompok barongsai yang dibentuk sejak 7 tahun lalu ini, beranggotakan 15 orang. Selain menghibur, dia juga berharap melalui barongsai, masyarakat lebih mengenal tradisi Tionghoa. Dia mengungkapkan, para pemain barongsainya, tidak hanya dari keturunan Tionghoa. \"Mayoritas, para pemain adalah pribumi dan bukan keturunan Tionghoa\", ujarnya. Acara tersebut berhasil meramaikan Megamall. Bahkan, sempat terjadi dorong-dorongan antara pengunjung yang menontong barongsai dengan para petugas keamanan. Rohima (40), salah seorang pengunjung juga sempat kehilangan anaknya, karena terlalu asik menyaksikan pertunjukan. Untung, anaknya, Dinda (3), bisa ia temukan kembali. Selain itu, para petugas juga mematikan eskalator untuk menjaga keamanan. Hal itu dikarenakan, anak-anak yang menyaksikan atraksi tersebut berebutan untuk menonton dan menaiki eskalator. Petugas sempat kewalahan menjaga para anak agar antri. Hingga akhirnya, semua eskalator dimatikan. (cw5) -foto-barongsai- Perayaan Imlek 2565 // Berdoa di Kelenteng, Hibur Warga dengan Barongsai BENGKULU, BE - Pada perayaan Imlek 2565, masyarakat Tionghoa mulai berdatangan ke kelenteng untuk bersembahyang. Seperti halnya Kelenteng Tapak Jedah, Lingkar Barat, Bengkulu. Dari pantauan Bengkulu Ekspress, Kamis (31/1), masyarakat Tionghoa mulai berdatangan. Tampak masyarakat Tionghoa silih berganti keluar masuk kelenteng. Mulai dari membakar garu, menyala lilin, hingga membakar kertas pada prosesi sembahyang. Mereka menghadap Tuhan Yang Maha Esa, Dewa Kwan Im, Toapekong dan prajurit untuk memperoleh keberkahan dan panjang umur. Pengurus kelenteng, Anwar Irawan (60), mengatakan doa sudah dimulai sejak pukul 00.00 WIB. Dia mengatakan, setiap tahun para warga Tionghoa, baik yang beragama Budha maupun Konghucu pasti datang ke kelenteng untuk sembahyang. Dia mengungkapkan, pengunjung tidak hanya berasal dari dalam kota saja, ada juga beberapa yang berasal dari dalam kota. \"Sejak tadi malam, sudah ramai yang datang,\'\' ungkapnya. Salah seorang warga keturunan Tionghoa, Teddy (40) mengatakan setiap tahun baru Imlek pasti datang ke kelenteng untuk berdoa. Dia berharap, di tahun Kuda ini, semua mahluk hidup dapat hidup dengan makmur dan memperoleh kesejahteraan. \"Dalam keyakinan Budha, kami berdoa untuk semua makhluk hidup. Tidak hanya untuk umat kami saja,\'\' tambahnya. Dia menambahkan, setelah melakukan sembahyang, para warga Tionghoa akan berkumpul di rumah saudaranya untuk bersilaturahmi. \"Setelah ini, kami akan berkumpul di rumah saudara untuk makan-makan,\" ujarnya. Barongsai di Mega Mall Tepat di tahun baru Imlek kemarin (31/1), Megamall Bengkulu kembali memberi kejutan dan hiburan bagi setiap pengunjungnya, melalui atraksi barongsai yang ditampilkan oleh sanggar seni PMSTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia). Acara tersebut berhasil meningkatkan jumlah pengunjung Pusat perbelanjaan terkenal di Kota Bengkulu tersebut. Acara yang digelar dalam rangka Tahun Baru Cina ini diadakan pada pukul 14.00 WIB. Barongsai keliling menyambangi toko-toko yang ada di Mega Mall dan mengambil angpao yang digantung di atap depan dan dalam toko. General Manager Megamall, Yohanes Lee, mengatakan, acara tersebut bertujuan untuk meramaikan Megamall. Selain itu, dia ingin memberikan hiburan kepada pengunjung dan mengenalkan tradisi Tionghoa kepada pengunjung. Dia mengatakan, acara tersebut merupakan even tahunan Megamall dalam menyambut tahun baru Imlek. Pada perayaan Imlek 2565 kali ini, pihaknya menyediakan ribuan angpao untuk diambil oleh barongsai. \"Ada ribuan angpao yang disediakan oleh pemilik-pemilik toko,\" ungkapnya. Dia menyatakan, semua penyewa toko sangat antusias untuk memberikan angpaonya. Dia berjanji akan selalu mengadakan even ini setiap tahun. Dia menjelaskan, barongsai berfungsi untuk menolak balak. Dia berharap, dengan hadirnya barongsai di Megamall, bisa memeberikan kemakmuran bagi para pemilik toko yang ada di sana. Sementara itu, pelatih barongsai dari sanggar seni PMSTI tersebut, Laising (62), mengatakan setiap tahun baru barongsai pimpinannya selalu keluar untuk turut merayakan. Awalnya, dia menjelaskan, berencana untuk berkeliling kota Bengkulu. Namun, hal tersebut dibatalkan karena dia menganggap para peserta didiknya belum mampu. \"Awalnya kami mau keliling kota. Namun, tadi kami hanya mengadakan atraksi di gereja, Megamall dan BIM,\'\' tambahnya. Kelompok barongsai yang dibentuk sejak 7 tahun lalu ini, beranggotakan 15 orang. Selain menghibur, dia juga berharap melalui barongsai, masyarakat lebih mengenal tradisi Tionghoa. Dia mengungkapkan, para pemain barongsainya, tidak hanya dari keturunan Tionghoa. \"Mayoritas, para pemain adalah pribumi dan bukan keturunan Tionghoa\", ujarnya. Acara tersebut berhasil meramaikan Megamall. Bahkan, sempat terjadi dorong-dorongan antara pengunjung yang menontong barongsai dengan para petugas keamanan. Rohima (40), salah seorang pengunjung juga sempat kehilangan anaknya, karena terlalu asik menyaksikan pertunjukan. Untung, anaknya, Dinda (3), bisa ia temukan kembali. Selain itu, para petugas juga mematikan eskalator untuk menjaga keamanan. Hal itu dikarenakan, anak-anak yang menyaksikan atraksi tersebut berebutan untuk menonton dan menaiki eskalator. Petugas sempat kewalahan menjaga para anak agar antri. Hingga akhirnya, semua eskalator dimatikan. (cw5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: